Umur dan Kesuksesan Manusia

Oleh: Hayat Abdul Latief

zawiyahjakarta.or.id – Nikmat umur dan masa muda termasuk 2 dari 4 hal yang dimintai pertanggungjawabanya pada hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. At-Tirmidzi)

Manusia terbaik adalah yang diberikan umur panjang dan memberi manfaat dengan amal sholehnya, dan manusia tidak tahu diuntung adalah nikmat umurnya mendatangkan murka Allah SWT karena perbuatan buruk yang dilakukanya. Sabdanya,

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya, sedangkan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim, dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini bisa dilihat di dalam Shahih al-Jami’ no. 3297)

Umur umat Akhir zaman, menurut sabda Rasulullah SAW, berkisar antara 60-70 tahun dan mungkin ada yang melewatinya namun sedikit sekali.

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, sangat sedikit orang yang bisa melampaui umur 70 tahun”.
(HR. Imam Tirmidzi, Imam ibnu Majah dan lainya – Shahih lighairihi)

Baca juga : hijab pria lebih didahulukan daripada hijab wanita

Umur dan Kesuksesan menurut standar manusia

a. Umur 4 tahun indikasi sukses – tidak ngompol di celana.

b. Umur 7 tahun indikasi sukses – tidak kesasar atau tahu jalan pulang.

c. Umur 12 tahun banyak teman.

d. Umur 17 tahun punya Kartu Tanda Penduduk.

e. Umur 23 tahun lulus S1 (sarjana)

f. Umur 25 tahun mandiri berpenghasilan sendiri.

g. Umur 30 tahun menikah.

h. Umur 35 tahun mapan.

i. Umur 45 tahun awet muda.

j. Umur 50 tahun anak-anaknya sukses.

k. Umur 65 tahun bebas dari penyakit.

l. Umur 70 tahun tidak menjadi beban.

m. Umur 75 tahun banyak teman.

n. Umur 80 tahun tidak kesasar atau jalan pulang.

o. Umur 85 tidak ngompol di celana.

Ops, kembali lagi poin a, b dan c kok sama dengan poin m, n dan o.

Benarlah firman Allah SWT,

وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ (٦٨)

“Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yaasiin: 68)

Atau Firman-Nya,

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ

“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS. Fatir: 37)

Perhatikan Imam Bukhari dalam shahihnya dalam menjelaskan ayat di atas dengan menulis bab orang yang umurnya mencapai 60 tahun maka Allah SWT menganggap udzur dalam umurnya sebagai mana keterangan ayat tersebut.

Sedangkan kesuksesan di dunia yang sesungguhnya bukan seperti yang tertulis di atas. Kesuksesan di dunia sejatinya adalah menjadi muslim yang taat. Firman-Nya,

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab: 71)

Sedangkan sukses di akhirat yaitu terhindar dari jilatan api neraka dan dimasukkan ke dalam jannah-Nya. Firman-Nya,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali ‘Imran: 185). Wallahu A’lam.

(Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat)

(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *