Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ; sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” (Al-Baqarah: 268)

 

Para mufassir biasanya mengomentari ayat ini berkaitan dengan syetan menakut-nakuti kefakiran terhadap orang yang mengeluarkan mengeluarkan harta zakat sedekah infaq dan seterusnya, sehingga menahan hartanya untuk berderma.

 

Dua aktivitas syetan dalam ayat di atas. *Pertama,* menakut-nakuti kemiskinan dan berkurangnya harta kepada orang yang berderma.

 

*Kedua,* menyuruh berbuat keji yang bertabrakan dengan agama. Kikir merupakan perbuatan keji kebalikan dari sifat dermawan.

 

Kita tahu mengambil pelajaran dari Al-Qur’an bukan hanya berkaitan dengan kasus khusus tetapi yang kita ambil adalah keumuman lafadz itu sendiri.

 

العِبْرَةُ بِعُمُوْمِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوْصِ السَّبَبِ

 

“‘Ibrah atau mengambil pelajaran itu diambil dari Kkeumuman lafadz bukan dari kekhususan sebab.”

 

Mempelajari asbabun Nuzul untuk ayat Alquran dan mempelajari asbabul wurud untuk hadis memang sangat perlu, namun membatasi makna hanya dilihat dari sebab atau latar belakangnya maka dengan sendirinya kita membatasi keumuman makna ayat atau hadits.

 

Berkaitan dengan sedekah dan sejenisnya, setan menakut-nakuti kefakiran dan berkurangnya harta. Berkaitan dengan virus setan menakut-nakuti bahwa ia bahaya dan mematikan. Padahal kita tahu bersamaan dengan nama Allah subhanahu wata’ala, tidak ada yang memiliki potensi bahaya makhluk yang di langit maupun yang di bumi. Juga kematian merupakan kepastian untuk seluruh makhluk hidup.

 

Ikhtiar protokol kesehatan sangat perlu, namun protokol keimanan lebih sangat perlu. Protokol keimanan melahirkan ketenangan, kesabaran dan optimisme. Tanpa protokol keimanan mengakibatkan kepanikan, gundah-gulana dan pesimisme. Sedangkan kita faham kepanikan gundah gulana dan pesimisme mengakibatkan imunitas tubuh menurun dan rentan terserang penyakit.

 

Berlawanan dengan karakter syetan, Allah subhanahu wata’ala menjanjikan kekayaan dan kesembuhan, juga menyuruh kepada hal-hal yang membawa kebaikan kepada manusia baik di dunia maupun di akhirat, sehingga melahirkan kesabaran dan optimisme yang keduanya membuat manusia waspada dan sistem kekebalan tubuh meningkat. Wallahu a’lam

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

 

*(Penulis adalah Khadim Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *