Oleh Hayat Abdul Latief

 

Setelah memperhatikan pribadi Rasulullah secara objektif, Memang benar Michael heart menulis 100 tokoh paling berpengaruh di dunia menempatkan Rasulullah di urutan pertama. Memang benar pula ada seorang orientalis yang mengatakan seandainya Rasulullah hadir di abad modern ini saya akan menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan dan menjadi solusi bagi umat manusia.

 

Namun di sisi lain banyak pula kebencian dan antipati terhadap Islam apa yang disebut dengan islamophobia. Baik berupa membuat karikatur penghinaan terhadap Rasulullah atau dengan aksi secara langsung yaitu yang dilakukan oleh seorang yang kemudian secara membabi-buta dan disiarkan secara live ketika membunuh para jamaah yang berada di masjid.

 

Dialah Brenton Tarrant, pendukung supremasi kulit putih, bertanggung jawab atas insiden paling berdarah dalam sejarah “Negeri Kiwi”. Pada 15 Maret, dia menembaki dua masjid di Christchurch Selandia Baru, ketika jemaah sedang melaksanakan Shalat Jumat. Sebanyak 51 orang tews dan 40 lainnya terluka. Brenton Tarrant pun ditangkap ketika hendak menuju ke lokasi ketiga.

 

Bibit-bibit islamofobia kemudian disebarkan kepada para politisi dan parlemen untuk mendulang suara mereka menjual sesuatu yang hina yaitu menggambarkan Citra yang buruk terhadap Islam Rasulullah dan Alquran untuk mendapatkan suara dalam pemilihan legislatif juga pemilihan kepala daerah lainnya.

 

Media massa punya andil yang sangat besar dalam aksi islamophobia sehingga wajah Islam digambarkan dengan wajah yang buruk wajah yang menakutkan terorisme tidak menghargai hak wanita dan juga Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Bagi kalangan yang kemudian termakan dengan islamophobia ini pada akhirnya sangat-sangat antipati terhadap Islam dan kaum muslimin dan memandang mereka dengan pandangan yang sinis penuh kebencian.

 

Namun bagi kalangan yang mau menggunakan akal sehatnya meskipun gempuran islamophobia sangat kencang dan keras bagaikan air hujan yang dilakukan oleh media massa, pada akhirnya mereka mencari tahu apa hakikat Islam sumber dari Al-Qur’an tersebut. Sehingga sebagian mereka ada yang kemudian mendapat hidayah dan sebagian mereka Meskipun tidak menjadi musim kemudian memandang Islam secara objektif dan rasional.

 

Islam dan Rasulullah bermandikan fitnah semenjak dari zaman Abu Jahal sampai era di mana orang bebas berekspresi di media sosial, dengan berbagai macam caci-maki kebencian dan sumpah serapah tanpa bukti dan tanpa alasan.

 

Al-Qur’an 14 abad yang lalu sudah menyebutkan hal demikian dan Allah sebagai Yang menurunkan Alquran Maha mengetahui tipu daya yang mengepung Islam dan menjadikan Rasulullah sebagai sasaran panah fitnah, kebencian dan antipati massal.

 

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا

 

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Ash-Shaff: 8-9)

 

Ayat inilah yang menjadi jawaban terhadap kebencian, fitnah dan salah paham tentang Islam dan pribadi Rasulullah. Semakin kencang sasaran fitnah, intensitas cacian dan meningginya islamophobia, Allah memperlihatkan keunggulan, kesucian dan orisinalitas Islam sesuai dengan tuntutan fitrah manusia tanpa memandang etnis, suku dan bahasa. Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

*(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *