*Oleh : Hayat Abdul Latief*

 

Bagaimanakah pandangan seorang muslim terhadap waktu? Waktu bagi seorang muslim merupakan modal untuk menjadi orang yang beruntung dan bahagia dunia-akhirat. Bukan menjadi manusia yang merugi dan yang tertipu.

 

Siapakah manusia yang merugi dan yang tertipu, menurut Al Quran dan hadist? Allah subhanahu wata’ala berfirman,

 

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

 

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr:1-3].

 

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,

 

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

 

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933].

 

Ternyata manusia yang merugi dan tertipu menurut Alquran dan hadis adalah orang yang tidak beriman, tidak beramal shaleh, tidak saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran juga orang yang tidak pandai menggunakan kesehatan dan waktu luangnya.

 

*Karakteristik Waktu*

 

1. Waktu merupakan modal manusia. Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

 

اِبْنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ

 

Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.

 

2. Waktu sangat cepat berlalu. Dari Abu Hurairah,

 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تقوم الساعة حتى يتقارب الزمان فتكون السنة كالشهر، ويكون الشهر كالجمعة، وتكون الجمعة كاليوم، ويكون اليوم كالساعة، وتكون الساعة كاحتراق السعفة

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga waktu berjalan dengan cepat, setahun laksana satu bulan, satu bulan laksana satu Jumat, satu Jumat laksana sehari, sehari laksana rumput kering yang terbakar.”

 

Komentar ulama tentang waktu berjalan cepat setidaknya ada empat penjelasan, *pertama,* maksudnya adalah berkurangnya keberkahan.

 

*Kedua,* maksudnya, terjadi pada zaman Imam Mahdi dan nabi Isa alaihissalam. karena hidup aman nyaman dan merasakan keadilan, sehingga waktu seolah berjalan sangat cepat. Berbeda dengan penderitaan dan kesusahan seolah-olah waktu berjalan lambat meskipun singkat.

 

*Ketiga,* adalah karena disebabkan sistem komunikasi dan transportasi yang menjadikan jarak jauh menjadi dekat dan waktu lama menjadi singkat.

 

*Keempat,* adalah betul-betul waktu berjalan dengan cepat dan itu terjadi pada akhir zaman, belum terjadi sekarang. Dalilnya adalah tentang kemunculan Dajjal menjadikan hari-hari sangat panjang. Sehingga suatu hari laksana satu tahun, hari berikutnya laksana satu bulan dan hari berikutnya laksana satu pekan lamanya, kemudian hari-hari selanjutnya seperti hari biasa.

 

Sebagaimana hari-hari bisa panjang yang juga bisa berjalan cepat dan itu dikarenakan rusaknya sistem dunia dan dunia hampir musnah.

 

Singkat kata, keberkahan waktu tidak dapat digapai kecuali dengan iman dan amal shaleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

 

: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ [ الأعراف :٩٦]

 

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Al A’raf: 96)

 

3. Waktu yang berlalu tidak pernah kembali. begitu berharganya masa muda, sehingga orang yang berusia lanjut tidak akan dikembalikan kepada masa muda. perhatikan syair berikut!

 

ألا ليت الشباب يعود يوما……فأخبره بما فعل المشيب

 

ولى الشباب فما له من عودة…أتى المشيب فأين منه المهرب

 

andai masa muda bisa kembali lagi, pasti aku beritahu mereka apa yg aku alami di masa tuaku.

tapi masa muda telah berpaling dariku, dan masa tua datang gerangan kemanakah aku akan lari.

 

Bahkan penghuni kuburpun ingin pula dikembalikan ke dunia. Allah SWT berfirman,

 

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

 

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10)

 

*Manusia Tidak Mengetahui Kapan Berhentinya Roda Waktu (Ajal dan Kiamat) Terjadi*

 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

 

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا

عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ

 

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia” (QS. Al A’raf: 187)

 

Oleh karena itu, muslim yang bijak adalah yang bersegera dan berlomba dalam ketaatan, sebagaimana yang termaktub dalam Hadits Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,

 

أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال: «بادِروا بالأعمالِ سبعًا: هل تنظرون إلا فقرًا مُنسِيًا، أو غنًى مُطغِيًا، أو مرضًا مُفسِدًا، أو هرَمًا مُفنِّدًا أو موتًا مُجهِزًا، أو الدَّجَّالَ فشرٌّ غائبٌ يُنتَظرُ، أو السَّاعةُ فالسَّاعةُ أدهى وأمرُّ»؛ رواه الترمذي، وَقالَ: حديثٌ حسنٌ غريب

 

“Bahwasanya Rasulullah wasallam bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum datangnya tujuh hal, Apakah yang kamu perlu tunggu melainkan kefakiran yang akan melupakan kamu (daripada beramal), atau kekayaan yang akan menimbulkan rasa angkuh yang melampui batas, atau penyakit yang merosak (sehingga sukar untuk beramal soleh), atau masa tua yang menimbulkan kelemahan dan keuzuran, atau kematian yang cepat (secara tiba-tiba), atau adanya Dajjal sebagai makhluk jahat yang paling ditunggu-tunggu, atau datang hari kiamat dan hari kiamat itu lebih berat dan lebih sukar.”(HR Tirmizi, No: 2306 Status: hasan gharib)

 

Maraji’ : Al Qur’an, Kutubul Hadits, Atsar Shahabat, Aqwalul Ulama dan lainya.

 

*(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An Nashihah Bekasi dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *