Oleh : Hayat Abdul Latief

 

Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata:

 

عن عبد الله بن مسعود قال: ((خط لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم خطا، ثم قال: هذا سبيل الله، ثم خط خطوطاً عن يمينه وعن شماله، ثم قال: هذه سبل متفرقة، على كل سبيل منها شيطان يدعو إليه، ثم قرأ: وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ [الأنعام: 153] (حديث صحيح، رواه الدارمي وغيره)

 

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membuat garis kepada kita dengan satu garisan, kemudian beliau bersabda: Ini adalah jalan Allah, lalu dia membuat garis ke kanan dan ke kirinya, kemudian beliau bersabda: Ini adalah jalan-jalan lain, yang masing-masing jalan memiliki setan yang mengajak kepadanya, kemudian beliau membaca (ayat Al Qur’an):

 

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

“Dan ini adalah jalan yang lurus, jadi ikutilah, dan jangan ikuti jalannya, sehingga itu akan memisahkan Anda dari jalannya.” [QS.Al-An’am: 153] (HSR. Ad Darami dan lainya)

 

Metode penafsiran Al-Qur’an yang terbaik adalah Al-Quran ditafsirkan oleh Al-Quran dan Al-Quran ditafsirkan oleh hadis Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan seterusnya. Hadis di atas merupakan tafsiran dari QS.Al-An’am: 153. Karena memang diantara fungsi hadits yaitu Bayan Taqrir (memperjelas isi Al Quran), Bayan Tafsir (menafsirkan isi Al Quran), Bayan Tasyri’ (memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran) dan Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu).

 

Meskipun Nabi tidak bisa membaca dan menulis, tetapi dia amat cerdas memilih Zaid ibn Tsabit sebagai sekretaris pribadi yang terkenal sebagai ahli bahasa asing dunia saat itu. Seluruh gagasan Nabi dituliskan Zaid, lalu dikirim ke pusat-pusat kerajaan strategis pada saat itu. Nabi juga mengirim diplomat-diplomat ulungnya untuk mengantarkan langsung surat itu sehingga hasilnya sangat luar biasa. Nabi seumur hidupnya tidak pernah menulis, dijaga oleh Allah agar tetap ummi (tidak pandai baca dan tulis). Yang kita dapati adalah benar bahwa Nabi pernah membuat goresan di tanah seperti Hadits ini. Ayat ini bukti dan konfirmasi bahwa beliau adalah ummi.

 

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

 

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)

 

Juga tertulis dalam Bibel Perjanjian Lama:

 

“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau (Musa) ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” (Ulangan 18: 18-19)

 

Islam adalah jalan lurus yang wajib diikuti. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

 

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali ‘Imran: 19)

 

Di sana ada larangan mengikuti din atau millah di luar Islam. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

 

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

 

Jangan pernah ditinggalkan, kita selalu memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar Istiqomah di jalan Islam.

 

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

 

“Bimbinglah kami ke jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

 

(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly zawiyah Jakarta)

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *