Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Nilai-nilai positif yang didapatkan dalam ibadah puasa, diantaranya sabar, taat, jujur dan disiplin. Maka hendaknya 4 nilai-nilai positif tersebut menjadi karakter orang yang berpuasa.

 

1. Sabar. Sabar merupakan sikap mental yang tahan dan tabah menghadapi segala bentuk ujian, tidak suka mengeluh dan mampu melewati berbagai rintangan yang ada. Dengan berpuasa, maka nilai sabar itu akan muncul dengan sendirinya, karena dalam puasa banyak sekali ujian yang dihadapi diantaranya tidak boleh makan dan minum, tidak boleh melakukan hubungan seksual, tidak boleh berkata kotor, tidak boleh berbuat zalim dan lain-lain. Maka pantaslah Nabi bersabda bahwa puasa itu adalah separuh dari kesabaran, artinya nilai kesabaran itu tidak akan didapatkan secara sempurna kecuali dengan berpuasa. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,

 

الصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ (رواه الترمذى والبيهقى)

 

“Puasa itu separuh dari sabar”. (H.R. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

 

2. Taat. Taat merupakan sikap mental yang senantiasa tunduk dan patuh melaksanakan berbagai macam aturan yang telah ditetapkan untuk kebaikan hidup manusia. Dalam berpuasa banyak sekali aturan yang mesti dipatuhi diantaranya hendaknya berpuasa sesuai dengan syarat, rukun, sunnah dan mengetahui hal-hal yang membatalkan. Jika puasa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada, maka puasa itu akan mendatangkan banyak kebaikan bagi manusia yaitu diperolehnya nilai taqwa, hawa nafsu terkendali, badan semakin sehat dan kelak di akhirat akan masuk ke dalam surga melalui pintu royyan, subhanallah.

 

إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ

 

“Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa).” (HR. Bukhari).

 

3. Jujur. Jujur merupakan sikap mental yang sesuai antara ucapan dan perbuatan, tidak suka berbohong, menipu dan bersikap apa adanya tidak menambah dan tidak mengurangi. Dengan puasa sikap jujur itu terbentuk dengan sendirinya dan inilah cara yang paling efektif untuk mendapatkan nilai kejujuran dalam kehidupan. Bayangkan ketika berpuasa tidak ada yang tahu apakah kita berpuasa atau tidak, hanya kita sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya. Orang yang jujur tentu tidak akan berpura-pura berpuasa walaupun kesempatan untuk makan dan minum terbentang luas dihadapannya. Seandainya sikap jujur ini kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari diluar bulan Ramadhan, maka alangkah mulianya hidup di dunia banyak orang yang suka dan kelak di akhirat dimasukkan kedalam surga.

 

4. Disiplin. Disiplin merupakan sikap mental yang senantiasa tepat waktu dalam melaksanakan segala macam kebaikan dan melakukannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan dan ketentuannya. Dengan berpuasa mental disiplin itu benar-benar dilatih diantaranya makan sahur sesuai waktunya, pada waktu berpuasa tidak boleh makan dan minum, tidak berbicara dan berbuat yang buruk, berbuka pada waktunya dan lain-lain. Jika mental disiplin ini dapat diamalkan di luar bulan Ramadhan, maka kehidupan akan tertib, tercapai segala harapan dan cita-cita, melahirkan berbagai produktifitas dan karya nyata untuk kemaslahatan hidup umat manusia.

 

Beberapa faedah yang bisa dijadikan pelajaran:

 

*Satu,* puasa mengajarkan kita untuk sabar, taat, jujur dan disiplin.

 

*Dua,* indikasi diterimanya amal dilihat dari bekas-bekas amalan tersebut sesudahnya.

 

*Tiga,* puasa mengajarkan kita bahwa hidup itu menahan diri dari nafsu yang membuncah, bukan malah melampiaskannya. Wallahu a’lam.

 

Diolah dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah!

 

*(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *