Oleh: Hayat Abdul Latief
Warga Arab Saudi ikut merayakan Halloween 2022, pesta yang identik dengan budaya Barat dari Irlandia dan Amerika ini. Warga berkumpul di Boulevard Riyadh yang disulap menjadi tempat penyelenggara “Scary Event”, memakai berbagai kostum sesuai tema acara, yang berlangsung pada Kamis dan Jumat 27 Oktober 2022. Pemerintah Arab Saudi memperbolehkan perayaan pesta Halloween digelar oleh masyarakat. Festival Halloween meriah pun digelar di Ibukota Arab Saudi, Boulevard Riyadh. Masyarakat sangat antusias mengikuti acara tersebut. Tampak sejumlah hantu berseliweran di jalanan tersebut. Ada Zombie, penyihir, Joker, Vampir hingga Grim reaper alias Malaikat pencabut nyawa.
Para tamu acara tersebut menggambarkan festival itu sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya. Padahal sebelumnya, perayaan tersebut dilarang di negeri Raja Salman tersebut. Para tamu menilai ini merupakan perayaan besar dan ada semangat kegembiraan. Terkait halal atau haram yang berkaitan dengannya mereka tidak tahu soal ini. Mereka merayakan Halloween dengan alasan bersenang-senang.
Penyelenggaraan acara perayaaan festival Halloween besar-besaran tahun 2022 ini dianggap sebagai tanda reformasi sosial yang dimaksudkan untuk memodernisasi negara di bawah penguasa de-facto, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Warganet di Indonesia menyinggung saat Perayaan Halloween Diperbolehkan tapi Perayaan Maulid Nabi Muhammad Dilarang Pemerintah Arab Saudi. Yang lain menuduh Arab Saudi sebagai kerajaan islam memiliki standar ganda dengan tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam wikipedia dinyatakan, “Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat. Tradisi ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata “Trick or treat!” Ucapan tersebut adalah semacam “ancaman” yang berarti “Beri kami (permen) atau kami jahili.” Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun. Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.
Beberapa catatan tentang fenomena semacam ini:
Satu, turut merayakan hari raya sekelompok umat, sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniru kebiasaan orang jelek, termasuk orang kafir. Beliau bersabda,
من تشبه بقوم فهو منهم
“Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud)
Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan,
من بنى بأرض المشركين وصنع نيروزهم ومهرجاناتهم وتشبه بهم حتى يموت خسر في يوم القيامة
“Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”
Dua, dalam perayaan helloween diiringi dengan membangga-banggakan setan, hantu dan sejenisnya. Memasang semua gambar setan di setiap asesoris mereka.
Tiga, perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya.
Benarlah kalam alim-ulama:
1. Apabila yang ma’ruf tidak diberi tempat, maka yang munkar berkembang cepat
2. Apabila yang Hasanah dilarang, maka yang Sayyi’ah merajalela.
3. Apabila majelis dzikir tidak diberi izin, maka majelis lalai kuat memimpin. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)