Oleh: Ust. Nanang Ponari ZA., S.Pd.I

 

Pengertian Istidraj. Istidraj itu berasal dari إستدرج- يستدرج- إستدراجا yang berakar kata dari درج yang secara bahasa berarti tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, ataupun perlahan-lahan.

 

Sedangkan secara istilah berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat imaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya. Secara lahiriah kemewahan duniawi Allah berikan, namun secara batiniah perintah ketakwaan (ittaqullah) ia abaikan.

 

Uraian tersebut diperkuat oleh Rasulullah saw melalui hadits yang berbunyi:

 

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ. ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللّٰهِ صلى الله عليه وسلم (فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ.

 

Artinya: “Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi saw, beliau bersabda: ‘Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka itulah yang disebut istidraj.” Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44:

 

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad).

 

Ciri-Ciri Istidraj

Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah

Ibnu Athaillah berkata :

“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”

 

Kita Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan

Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata :

“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)

 

Semakin Kita Kikir, Namun Harta Semakin Banyak

Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.

 

Jarang Sakit

Imam Syafi’I pernah mengatakan:

Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.

 

Bahaya Istidraj

Istidraj adalah ujian yang sangat berbahaya bagi umat manusia. Pasalnya, istidraj bisa membuat seseorang menjadi sombong, lupa diri, dan lalai dari kewajiban sebagai hamba Allah SWT. Istidraj juga bisa membuat seseorang menjadi terlena dengan dunia dan melupakan akhirat.

 

Orang-orang yang terkena istidraj biasanya tidak menyadari bahwa mereka sedang diuji oleh Allah SWT. Mereka mengira bahwa mereka mendapatkan nikmat karena keberhasilan atau usaha mereka sendiri. Mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya.

 

Solusi Menghindari Istidraj. Bahwa istidraj bisa kita hindari dengan cara sebagai berikut:

 

1. Meningkatkan Keimanan. Jadikan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai dasar bagi kita dalam menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati akan kita dapatkan dalam hidup.

 

2. Mengerjakan Amal Sholeh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:

 

“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)

 

3. Berdoa. Doa merupakan obat yang paling ampuh bagi umat muslim. Berdoa dengan sungguh-sungguh merupakan cara kita meminta kepada Allah secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan kenikmatan dunia yang lainnya. Namun juga jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan kita malas untuk beribadah, berbangga diri dan menyepelekan orang lain. Bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ingatlah bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.

 

4. Memperbanyak Intropeksi Diri. Senantiasa intropeksi diri adalah hal terbaik untuk mengukur dan mengingatkan diri sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun, maka itulah “perahu” yang menyelamatkan dari arus istidraj.Agar sinyal taubat itu ada, hendaknya seorang beriman menjaga diri dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan perintah-perintah Allah.

 

5. Doa untuk Terhindar dari Istidraj. Salah satu doa yang bisa kita baca untuk terhindar dari istidraj adalah doa Nabi Yunus AS ketika ia berada di dalam perut ikan paus. Doa ini adalah:

 

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

 

Artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Anbiya: 87)

 

Doa ini sangat mustajab karena Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Yunus AS dari perut ikan paus setelah ia membacanya. Selain doa ini, kita juga bisa membaca doa-doa lain yang mengandung permohonan ampunan, perlindungan, dan petunjuk dari Allah SWT. Misalnya:

 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

 

Kesimpulan:

 

1. Istidraj adalah kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang durhaka sebagai ujian atau hukuman yang berangsur-angsur.

 

2. Istidraj bisa membuat seseorang menjadi lalai, sombong, dan terlena dengan dunia.

 

3. Istidraj sangat berbahaya bagi iman dan akhirat seseorang.

 

4. Untuk menghindari istidraj, kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya dengan ucapan, perbuatan, dan hati. Kita juga harus meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat, membaca Al-Quran, berpuasa, berzakat, dan berhaji jika mampu.

 

5. Kita juga harus berdoa dan memohon perlindungan Allah SWT dari segala godaan dan fitnah dunia. Wallahu a’lam.

 

Semoga bermanfaat!

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *