Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Tentang anjuran menjauhi larangan-larangan dalam agama Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.

 

Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka” (HR. Bukhâri dan Muslim).

 

Di bawah ini fadhilah menjauhi larangan Allah SWT:

 

a. Selamat agama dan kehormatannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ

 

“.... Barangsiapa yang menjauhi perkara yang syubhat maka selamatlah agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram….” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599).

 

b. Doanya didengar oleh Allah SWT. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

 

Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul (HR. Muslim no. 1015).

 

c. Dosa-dosa kecil akan dihapus dan dimasukkan ke dalam surga. Allah Ta’ala berfirman;

 

إِن تَجْتَنِبُوا۟ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا

 

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (QS. An-Nisaa’: 31).

 

d. Disebut sebagai hamba Allah yang terbaik. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 

اِتَّقِ الْمَحَارِمَ، تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ…

 

Takutlah Engkau kepada yang hal-hal yang haram, niscaya Engkau menjadi orang yang paling hebat ibadahnya” (HR. Ahmad II/310, at-Tirmidzi no. 2305).

 

e. Disebut pelaku hijrah (muhajir) sejati. Rasulullah SAW pernah bersabda;

 

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

 

Seorang muslim yang sejati adalah orang-orang Islam yang lain selamat dari gangguan lisannya dan gangguan tangannya. Dan muhajir yang sejati adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Bukhari)

 

Wallahu a’lam. Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *