Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Alim-ulama menjelaskan bahwa ketinggian nama Nabi Muhammad SAW tecermin antara lain dengan adanya ketetapan Allah untuk tidak menerima suatu pengakuan tentang keesaan-Nya kecuali berbarengan dengan pengakuan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.

 

Allah SWT dan Para Malaikat Bershalawat kepada Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman;

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS: Al-Ahdzab ayat 56)

 

Allah SWT Pinjamkan Sifatnya. Firman-Nya;

 

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

 

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)

 

Dunia Mengakui Keagungan Pribadi Rasulullah SAW 

 

Tanda keagungan pribadi seseorang bukan hanya diakui oleh kawan tetapi juga dipuji oleh lawan. Keagungan Rasulullah diakui oleh Abu Jahal. Abu Jahal pembesar kafir Quraisy yang paling membenci Rasulullah juga mengakui keluhuran budi pekerti Rasulullah SAW. Dikisahkan bahwa suatu hari ada seseorang bertanya kepada Abu Jahal, “Wahai Abul Hakam (Abu Jahal) sekarang tidak ada orang lain kecuali hanya aku dan engkau, maka ceritakan kepadaku tentang Muhammad, apakah dia benar atau dusta?”

 

Maka Abu Jahal menjawab, “Demi Allah, sungguh Muhammad adalah jujur, Muhammad tidak pernah berdusta sama sekali. Hanya saja antara Baniku dan Bani Hasyim mulai sejak dulu bersaing, jika sekarang aku mengakui Muhammad sebagai utusan Allah berarti Baniku telah kalah kepada Bani Hasyim. Oleh sebab itulah aku tidak akan mengakui Muhammad sebagai Rasul.”

 

Jhon William Drapper seorang orientalis dalam bukunya Historory of the intellectual Devenlopment of Eu-rape, (Vol. 1 Hlm. 329) mengungkapkan, “Empat tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 569 lahir di Makkah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dengan laki-laki lainnya, telah memberikan pengaruh yang besar terhadap manusia.”

 

Lamartine, seorang orientalis berkebangsaan Prancis juga mengungkapkan ketakjuban kepada Nabi Muhammad SAW, dalam bukunya Histories de la Turquaises, (Vol. 2 Hlm.227) mengungkapkan, “Filosuf, orator, rasul, pembuat undang-undang, panglima, penakluk ide-ide, pembina dogma yang rasional, suatu agama tampa berhala, pendiri dua puluh emperium dunia dan satu emperium spiritual, dialah Muhammad.”

 

Rasulullah SAW Pemilik Syafaat Udzma. 

 

Beliau bersabda;

 

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

 

Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa’at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa’atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

 

Hisab pun berlangsung berkat syafaat Rasulullah SAW, sebagian manusia masuk surga, sebagian lagi neraka. Di antara yang masuk neraka adalah umat Rasulullah SAW yang keburukannya lebih besar ketimbang kebaikannya. Mereka digiring ke dalam neraka sebagai balasan atas segala dosa dan perbuatannya. Namun, apakah mereka yang telah masuk neraka beliau lupakan? Tidak!

 

Tak berhenti sampai di situ, umatnya yang sudah masuk neraka, masih terus beliau perjuangkan, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad, “Saat itu aku kembali bersujud pada-Nya. Kemudian Allah berfirman, ‘Angkatlah kepalamu, Muhammad. Memohon pertolongan apa pun, engkau akan diberi.’ Aku pun mengangkat kepala lantas memohon, ‘Umatku, umatku, ya Rabb.’ Dia kembali berfirman, ‘Temuilah umatmu. Siapa saja yang engkau temukan di hatinya keimanan walau seberat biji sawi, maka masukkanlah ke dalam surga.’ Maka siapa pun yang aku temukan dalam hatinya keimanan walau seberat biji gandum, aku masukkan ke dalam surga.”

 

Wallahu a’lam. Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *