‘Azimah dan Rukhshah dalam Syari’at Islam
Oleh: Hayat Abdul Latief
Allah SWT berfirman:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى عَزَائِمُهُ
“Sesungguhnya Allah menyukai jika rukhshah-Nya diambil sebagaimana Dia menyukai jika ‘azîmah-Nya dilaksanakan.” (HR. Ahmad)
QS. Al-Baqarah: 185 menegaskan bahwa syariat Islam dibangun di atas prinsip kemudahan dan keringanan bagi umat manusia, bukan untuk memberatkan atau menyulitkan mereka. Allah menghendaki kemudahan dalam menjalankan perintah-perintah-Nya, dan Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya untuk mengambil rukhshah (keringanan) ketika ada uzur.
………
Dalam ajaran Islam, hukum-hukum syariat memiliki dua bentuk utama: ‘Azîmah (العزيمة) dan Rukhshah (الرخصة). ‘Azîmah adalah ketetapan hukum asal yang mengandung beban taklifi secara penuh, sedangkan Rukhshah adalah keringanan yang diberikan Allah dalam kondisi tertentu. Pemahaman tentang keduanya penting untuk menerapkan syariat dengan hikmah dan bijaksana.
Definisi ‘Azîmah. Azîmah secara bahasa berarti tekad kuat. Secara istilah,
العزيمة هي الحكم الشرعي الذي شرعه الله ابتداءً من غير تخفيف
“‘Azîmah adalah hukum syar’i yang Allah syariatkan dari asalnya tanpa adanya keringanan.”
Contoh ‘Azîmah adalah kewajiban shalat lima waktu dengan berdiri bagi yang mampu, sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an:
وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
“Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 238)
Definisi Rukhshah. Rukhshah secara bahasa berarti keringanan. Secara istilah,
الرخصة هي التخفيف عن المكلف في الأحكام الشرعية لعذر.
“Rukhshah adalah keringanan bagi mukallaf dalam hukum syariat karena adanya uzur.”
Contoh rukhshah adalah bolehnya menjamak shalat ketika safar, atau tidak puasa bagi orang sakit. Sebagaimana firman Allah:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184)
……….
7 Sebab Keringanan.dalam Beragama dan Ruhshahnya:
1. Safar (Bepergian jauh). Rukhshah: Boleh qashar dan jamak shalat; Boleh tidak puasa Ramadhan.
2. Sakit. Rukhshah: Boleh shalat sambil duduk atau berbaring; Boleh berbuka puasa.
3. Dipaksa dengan ancaman kehilangan nyawa(Ikrah). Rukhshah: Diperbolehkan mengucapkan kalimat kufur untuk menyelamatkan diri, dengan hati tetap beriman.
4. Lupa. Rukhshah: Tidak berdosa atas amal salah karena lupa; Puasa tetap sah jika makan atau minum karena lupa.
5. Ketidaktahuan (Jahâlah). Rukhshah: Tidak berdosa atas pelanggaran karena tidak tahu, selama segera belajar dan memperbaiki.
6. Darurat (Ḍarûrah). Rukhshah: Boleh memakan yang haram (seperti bangkai) untuk menyelamatkan nyawa.
7. Kesulitan Berat (Masyaqqah). Rukhshah: Tayammum saat tidak menemukan air; Shalat dengan isyarat jika tidak bisa ruku’ dan sujud.
……….
Adanya ‘Azîmah dan Rukhshah menunjukkan keindahan dan keseimbangan syariat Islam. ‘Azîmah menjaga kekuatan iman dan kesungguhan amal, sedangkan Rukhshah menjaga keberlangsungan ibadah di tengah uzur manusia. Dengan demikian, Islam tetap menjadi agama yang penuh rahmat.
Memahami ‘Azîmah dan Rukhshah membuat seorang muslim mampu beribadah sesuai dengan ketentuan yang benar, tidak memberatkan diri dalam kondisi berat, namun tetap teguh dalam kondisi normal. Inilah bentuk rahmat Allah yang patut disyukuri. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)