Oleh : Fachri Firdaus
Allah memberikan kenikmatan ibadah dalam hidup kepada orang-orang yang beriman dan juga memberikan peringatan berupa balasan amal yang harus dipertanggungjawabkan atas apa yang telah dikerjakan selama hidup di alam dunia ini. Tidak ada yang membantu dan tidak pula yang memberi syafa’at.
وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ.
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong” (QS. Al-Baqarah: 48).
Hari pengadilan itu pasti akan terjadi, dimana semua amal dipertanggung jawabkan, berbahagialah orang-orang yang beriman dan beramal Sholih. Sungguh terhina dan binasa orang-orang yang banyak berbuat kemaksiatan.
Ada 4 perkara yang akan di tanyakan Allah pada hari kiamat kelak. Dalam hadist Nabi Muhammad saw bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, serta tentang jasmani (tubuhnya) untuk apa dipergunakan” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan keterangan hadist ini bahwasanya dari sekian banyak yang ditanya Allah, ada 4 hal yang akan kita semua orang beriman mempertanggungjawabkan di hari kiamat kelak:
1. USIA
Allah memberikan kesempatan hidup di alam dunia ini, apakah digunakan kesempatan ini untuk beribadah kepada Nya atau untuk maksiat? Bukankah Allah telah memberikan arahan tujuan hidup kita hanya untuk ibadah?
Sebagaimana firmanNya QS. Azzari’at ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Dalam sebuah riwayat orang Arab Badui bertanya kepada Nabi Saw
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَا ءَ عَمَلُهُ
“Dari Abdullah bin Busr ra meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya. Dan seburuk-buruk manusia siapa yang panjang umurnya dan buruk amalnya” (HR Tirmidzi).
2. ILMU
Mencari kebahagiaan di dunia maupun di akhirat harus dgn ilmu. Syari’at Islam sangat mengajurkan pemeluknya untuk menuntut ilmu karena kewajiban dalam agama ini agar setiap orang yang beriman tidak mengerjakan perbuatan yang tidak diketahui ilmunya. Bukankah ilmu dan amal harus sejalan?
Jangan sampai menjadi orang yang berilmu namun tidak dimanfaatkan ilmunya untuk kemaslahatan umat, untuk dakwah, dan untuk kebaikan.
Ketika mengamalkan ilmu yang dimiliki meskipun sedikit dan membuat dirinya semakin tawadhu serta takut kepada Allah SWT, itulah ilmu yang bermanfaat.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra : 36).
3. HARTA
Syari’at Islam bukan saja mengajarkan untuk mencari harta dengan jalan yang halal dan baik namun juga bagaimana membelanjakan harta itu agar kelak harta yang dimiliki di alam dunia ini yang tidak dibawa mati akan menyelamatkan dari azab di hari kiamat.
Allah ingatkan dalam surat Al munafiqun ayat 9:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُٱلْخَٰسِرُوْنَ
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 195).
4. JASMANI
Allah menitipkan badan yang sehat, kuat dan tubuh yang normal. Tugas orang-orang yang beriman memanfaatkan jasmani ini untuk beribadah, berbuat kebaikan, menolong orang lain.
Allah sudah memberikan fisik yang sempurna ini, janganlah disia-siakan untuk bermaksiat kepada Allah.
Mumpung fisik sehat, kuat, dan sempurna mari manfaatkan untuk ibadah, hidupkan Ibadah dengan Qiyamullail, perbanyak tilawah Qur’an. Sholat jamaah di masjid.
Sebelum terlambat, ketika nanti di hari pengadilan Allah SWT mulut kita ditutup, tangan yang berbicara, kaki bersaksi atas apa yang telah dikerjakan dari anggota tubuh ini.
اَلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلٰٓى اَفۡوَاهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَاۤ اَيۡدِيۡهِمۡ وَتَشۡهَدُ اَرۡجُلُهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Yasin : 65)

