Oleh: Hayat Abdul Latief
Allah subhanahuwata’ala tahu bahwa wanita wanita akhir zaman berpakaian tapi telanjang memperlihatkan kecantikannya bukan kepada suaminya memperlihatkan lekukan-lekukan tubuhnya dan ini untuk menarik merangsang lawan jenisnya.
Kalau demikian maka laki-laki diperintahkan untuk menghijabi dirinya dengan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya sebelum perintah berhijab untuk wanita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” (QS an-Nuur: 30-31).
Perintah untuk kaum Adam dalam ayat diatas adalah menundukkan pandangan menjaga kemaluan. Sedangkan perintah untuk kaum hawa selain menundukkan pandangan menjaga kemaluan juga tidak menampakan aurat tidak menampakan melakukan tubuh tidak menambahkan sesuatu yang menarik bagi lawan jenisnya. Seperti potongan sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“….. para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dalam Syarah muslim, imam nawawi menjelaskan makna dari kaasiata aariyaat sebagai berikut:
*Satu,* wanita yang tidak bersyukur terhadap nikmat nikmat Allah subhanahu wa ta’ala.
*Dua,* wanita yang berpakaian akhirat namun mengutamakan dunia.
*Tiga,* wanita yang menampakkan anggota tubuhnya yang sebenarnya wajib ditutupi dalam agama.
*Empat,* wanita yang berpakaian transparan sehingga kelihatan lakukan ukuran tubuhnya.
Keempat makna kasiat (telanjang) di atas hendaklah jangan menimpa kepada wanita-wanita kita baik ibu saudara perempuan anak perempuan bibi dan handai taulan kita semua.
Bagi laki-laki seberapapun besarnya godaan diluar namun ketika sudah menghijabi dirinya maka tidak akan pernah jatuh ke dalam fitnah wanita. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber semoga bermanfaat.
*(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*
[…] Baca juga : hijab pria lebih didahulukan daripada hijab wanita […]