Oleh: Hayat Abdul Latief
Pada Senin, 12 April 2021 Viva  merilis: Lia Eden atau Lia Aminudin meninggal dunia pada Jumat kemarin, 9 April 2021. Seperti diketahui Lia Eden merupakan pemimpin ajaran Salamullah, yang dulu dikenal sebagai sekte Kerajaan Tuhan (God’d Kingdom Eden). Kabar duka itu diinformasikan melalui akun Instagram Serikat Jurnalis Keberagaman (Sejuk).
Lahir dengan nama Lia Aminuddin pada 21 Agustus 1947, namanya mencuat ke permukaan sejak ia mengumumkan pendirian sekte ajaran Salamullah. Ia sendiri sempat ditahan karena dinilai menistakan agama tertentu, serta akibat ramalan-ramalannya yang kontroversial saat ini.
Ajaran salamullah seperti yang diyakini oleh Lia Aminuddin dan pengikutnya merupakan gabungan semua ajaran agama-agama yang ada dengan tujuan agar tercapai kesatuan semua pemeluk agama agama.
Sebagai seorang muslim penulis perlu berkontribusi dalam meluruskan ajaran Lia Aminuddin dan sejenisnya.
Hal yang paling penting perlu disampaikan adalah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala hanya menurunkan satu agama dan tidak menerima agama selainnya yaitu Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Qs. Ali Imran: 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali Imran: 85)
Diantara banyak tugas Nabi Muhammad adalah memperbaiki tauhid yang telah dirusak oleh umat terdahulu dan memperbaiki akhlak dimana saat itu degradasi moral sangat kentara dalam setiap peradaban umat manusia, yang dalam istilah Arab disebut masa jahiliyah. Kebodohan dalam bidang aqidah, sosial dan moral dan tidak mengindahkan hak asasi manusia dalam arti yang sebenarnya.
Ide menyatukan semua agama merupakan ide gila dalam arti melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Allah dan rasul-Nya atau lancang terhadap keduanya. Karena Allah subhanahu wa ta’ala tidak menghendaki penyatuan semua agama tetapi yang dikehendaki oleh-Nya adalah memurnikan seluruh ajaran para nabi yang pernah diutus dengan Islam yang disempurnakan pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maa-idah: 3)
Kemudian meskipun Islam dibombardir dari segala sisi; media, politik islamophobia dan sejenisnya, Allah subhanahu wa ta’ala telah berjanji akan memenangkan Islam di atas agama-agama ma di muka bumi. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath: 28)
*Kesimpulan:*
*Satu,* Allah subhanahu wata’ala hanya menurunkan satu agama yaitu Islam. Allah tidak menerima selain Islam.
*Dua,* seandainya semua agama sama dalam pandangan Allah, maka dia tentu tidak mengutus Nabi Muhammad yang berfungsi memurnikan ajaran ajaran para nabi yang telah diselewengkan.
*Tiga,* ide menyatukan agama-agama termasuk ide gila dan mengingkari sunnatullah bahwa Allah akan membuat Islam menang di atas agama lain.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
*(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*

Artikel yang Direkomendasikan

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *