Oleh: Hayat Abdul Latief
Ibnu Sina, bapak kedokteran modern, berkata:
“الوهم نصف الداء، والاطمئنان نصف الدواء، والصبر أول خطوات الشفاء” (ابن سينا)
Kepanikan adalah setengah penyakit, ketenangan adalah setengah obat dan kesabaran adalah langkah awal kesembuhan.
*Panik adalah separuh penyakit*
Penulis buku Al Qanun fi Ath Thibb ini, memberikan panduan kepada umat manusia secara umum bahwa panik adalah separuh penyakit.
Sesungguhnya kepanikan akan menimbulkan kecemasan dan rasa takut, gelisah dan berpikir irasional. Cemas dan rasa takut itulah yang menyebabkan imunitas tubuh terkikis, akibatnya menimbulkan penyakit baru.
Cemas dan takut akibat panik merupakan bahaya yang harus dihindari. Rasa takut berkaitan dengan Corona doktor Sami Salamah berkata:
الخوف من كورونا أخطر من الكورونا (د. سامي سلامة)
Perasaan takut terhadap korona adalah Lebih bahaya daripada korona itu sendiri.
Ada dua hal yang dilakukan untuk mengatasi serangan panik:
Satu, penggunaan obat penenang, dan ini bukanlah solusi yang bijaksana, karena apabila pengaruh obatnya telah hilang, maka paniknya pun tidak hilang. Bahkan ada potensi untuk mengkonsumsi miras yang menyebabkan kecanduan dan berakibat buruk pada kesehatan jiwanya dalam jangka panjang.
Dua, melakukan terapi perilaku kognitif untuk mengatasi kondisi serangan panik. Pada terapi perilaku kognitif, pengidap diajarkan untuk mengatasi perasaan panik dan rasa takut. Cara yang terbaik mengatasi panik dalam Islam adalah intens mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, Sang Khalik.
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).” (QS. Al Ma’arij: 19-25)
*Ketenangan adalah separuh obat*
Melihat betapa pentingnya manfaat ketenangan jiwa dalam hidup kita, maka Islam memberikan solusi untuk mendapatkan ketenangan jiwa yang hakiki.
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28)
Dzikir yang dimaksud adalah dengan disertai amalan berikut:
Satu, cinta kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”(QS. Al Baqarah: 165).
Dua, mendekatkan diri kepada-Nya dengan shalat.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. al-Baqarah: 153)
Tiga, rindu untuk bertemu dengan-Nya,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Barang siapa yang suka berjumpa dengan Allah maka Allah suka berjumpa dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci untuk bertemu dengannya” (HR Muslim)
Empat, merasa bahagia ketika berzikir.
Lima, mengamalkan ketaatan kepada-Nya.
وَمَنْ يُّطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. الاحزاب: 71
“Dan barangsiapa mentha’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab: 71)
Manfaat jiwa dan pikiran tenang:
1. Terhindar dari salah mengambil keputusan dan salah jalan.
2. Lebih rileks dalam menghadapi tantangan.
3. Mampu menumbuhkan kreativitas.
4. Mampu mengendalikan emosi negatif.
5. Melahirkan optimisme di tengah ujian.
6. Fokus dalam bekerja.
7. Jiwa dan pikiran yang tenang salah satu kunci badan lebih sehat dan tegar.
*Sabar adalah langkah awal kesembuhan*
Bagi orang yang sakit sabar merupakan separuh obat, di samping berobat secara medis.
Allah subhânahû wa ta’âlâ berfirman
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan.” (QS. Az-Zumar: 10)
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
*(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*