Oleh Hayat Abdul Latief

 

Setiap muslim mesti menyikapi segala sesuatu dengan acuan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pijakan dasarnya, karena kalau tidak mengacu kepada keduanya niscaya dalam memandang sesuatu keliru atau kecele, bahkan jauh panggang dari pada api. Fenomena sekarang banyak orang yang yang mengatakan bahwa indigo adalah kelebihan dan anugerah dari Tuhan, apakah memang benar demikian?

 

Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan perincian berikut:

 

*Satu,* makhluk yang di langit maupun yang di bumi tidak bisa mengetahui urusan gaib, hanya Allah subhahu wata’la yang mengetahui.

 

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

 

“Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..” (QS. An-Naml:65)

 

*Dua,* Allah subhahu wata’la memperlihatkan hal-hal gaib kepada orang-orang yang diridhai dari kalangan para rasul.

 

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

 

“Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. Al-Jin: 26–27)

 

Indigo dianggap kemampuan seseorang bisa meramal masa depan atau kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang dan orang-orang mempercayai apa yang menjadi ramalan orang yang disebut indigo tersebut. Padahal yang mengetahui pesan gaib adalah Allah dan Allah tidak menampakan rahasia Tegal yg banyak kepada seorangpun menurut ayat di atas.

 

Kejadian masa depan merupakan urusan yang berkaitan dengan gaib. Tidak ada yang mengetahui yang gaib kecuali Allah itu sendiri. Adapun yang berkaitan dengan ramalan kita kembalikan permasalahannya kepada keterangan agama. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

 

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً.

 

“Barangsiapa yang mendatangi seorang sok tahu (orang pintar, peramal atau pemilik predikat indigo) lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.” (HR. Muslim (no. 2230) dan Ahmad (IV/68, V/380)

 

*Tiga,* tidak semua urusan gaib Allah perlihatkan kepada para rasulnya. Termasuk hari kiamat tidak ada yang tahu kapan terjadinya.

 

قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ لَٱسْتَكْثَرْتُ مِنَ ٱلْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِىَ ٱلسُّوٓءُ ۚ إِنْ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

 

“Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf: 188)

 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

 

“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” (QS. Al-A’raaf: 187)

 

Kalau para malaikat para nabi dan orang-orang terdekat dengan Allah saja tidak diberi pengetahuan tentang yang gaib apalagi dari orang-orang yang selain dari mereka.

 

*Empat,* dalam kondisi normal, sejatinya mansuia tidak bisa melihat jin. Ketika ada orang yang melihat jin, berarti dia tidak normal. Karena tidak normal, kasus semacam ini perlu dinormalkan (baca: diobati). Melihat jin, berarti ada jin yang usil dan mengganggunya. Dia harus usir jin ini agar segera meninggalkannya. Jika tidak, akan sangat sulit bagi si anak untuk melepaskan diri dari gangguan jin itu.

 

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

 

“Sesungguhnya dia (iblis) dan kabilahnya (semua jin) bisa melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).

 

*Lima,* indogo merupakan suatu penyakit, harus diobati dan jangan punya anggapan anak indigo adalah suatu kelebihan tapi itu merupakan gangguan dari setan yang kita berlindung kepada Allah dari keburukannya. Setidaknya ada 3 cara untuk menghilangkan indigo, yakni dengan memperkuat aqidah, banyak membaca Al-Quran dan meruqyah diri atau di ruqyah oleh para ahli. Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

*(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *