Bismillahirrahmanirrahim

 

Artikel ini dibuat sebagai perhatian terhadap adat atau kebiasaan orang-orang di akhir zaman ini, termasuk umat muslim di dalamnya. Dimana biasanya lebih banyak dilakukan oleh anak muda. Apakah itu? Apalagi kalu bukan kebiasaan merayakan hari valentine di setiap tanggal 14 februari.

 

Kalau biacara sejarah asal mula mengapa diadakannya hari valentine mungkin kalian sudah lebih tau dan paham dibanding saya. Yang saya mau bicarakan kali ini adalah tentang larangan umat muslim merayakannya.

 

Alhamdulillah masih teringat jelas di ingatan saya pada waktu itu Alamrhum Abuya KH. Hasan Basri HAS yang mana murid langsung dari Al-Habib Zein Bin Sumaith menyampaikan suatu hadist nabi tentang mengikuti kebiasaan suatu kaum pada ta’lim tiap malam rabu di Musollah Asyirotuassyafiiyah di Kp. Pedaengan Kec. Cakung Jakarta timur.

 

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

 

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

 

“Masa iya dari mulai lifestyle mereka sampai mereka masuk ke lubang biawak yang kecil dan sempit pun kita ikuti juga? Pantaskah kita sebagai muslim seperti itu? Nauzubillah.”

 

Kurang lebih seperti itu penjelasan beliau pada waktu ta’lim.

 

Dari jauh-jauh hari nabi sudah mengingatkan akan hal ini. Nabi tidak pernah melarang kaum yahudi dan nasrani untuk merayakan hari valentine. Tapi kenapa kita dilarang? Itu karena begitu besarnya rasa cinta dan sayang beliau kepada kita umatnya, tapi jika kita masih tetap mau mengikuti budaya yang tidak ada manfaatnya ini, ya terserah.

 

Akhir kalam, semoga Alloh Swt selalu melindungi kita juga dapat terhindar dari fitnah-fitnah akhir zaman seperti ini dan lainnya yang lebih dahsyat lagi.

 

Wallahu a’lam bis shawab

 

Oleh: Hamba yang dhoif lagi fakir

Agung (Santri Ma’had Aly Zawiyah)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *