Oleh: Hayat Abdul Latief
Mengenai pujian terhadap orang-orang yang istiqamah, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ. نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah.’ Kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kalian takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. Kami adalah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai hidangan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Fushshilat: 30-32)
Kita wajib memohon kepada Allah agar selalu Istiqamah di jalan yang lurus, seperti yang diajarkan dalam surat Al-Fatihah ayat 6-7,
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu menuturkan: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak berdoa :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu”.
Islam juga memerintahkan untuk melakukan tindakan ketaatan sesuai dengan kemampuan, tanpa memberatkan dan berlebih-lebihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
استَقيموا ولَن تُحصوا واعلَموا أنَّ خيرَ أعمالِكُمُ الصَّلاةَ ولا يحافظُ علَى الوضوءِ إلَّا مؤمنٌ
“Istiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat untuk menghitung. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin.” (HR. Ibnu Majah)
Di bawah ini kiat agar kita selalu Istiqamah:
a. Meyakini istiqamah adalah anugerah dari Allah Ta’ala.
b. Meniti jalan yang lurus (Islam) sebagai hakikat istiqamah.
c. Istiqamah hati merupakan pondasi Istiqamah amalan.
d. Istiqamah yang dituntut adalah sesuai dengan istiqamah para kekasih Allah, apabila tidak mampu, maka berusaha untuk mendekatinya.
e. Istiqamah tidak terwujud kecuali dengan ikhlas karena Allah, dengan pertolongan Allah, serta sesuai dengan perintah Allah.
f. Bagaimanapun ketinggian tingkat istiqamah seseorang, maka ia tidak boleh bersandar kepada amalnya.
g. Penghalang istiqamah adalah faham yang menyesatkan, teman yang melalaikan, atau nafsu yang tidak terkendalikan.
h. Tasyabbuh (meniru) orang kafir termasuk penghalang istiqamah terbesar.
Larangan Bersandar kepada Amalan
Kita tidak akan bisa istiqamah dengan menghitung dan melengkapi semua aspek kebaikan dan ketaatan dengan daya dan kekuatan, juga tidak dengan ketekunan dan kemampuan sendiri. Istiqomah bisa terwujud dengan minta pertolongan kepada Allah disertai dengan perasaan khauf dan roja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ أَحَدٌ بِعَمَلِهِ قِيْلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ
“Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya”. Ditanyakan, “Sekalipun engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekalipun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku,” (HR. Bukhari 5673, Muslim 2816).
Diantara bukti Istiqamah adalah menjaga shalat. Shalat merupakan amal yang terbaik. Karena di dalamnya kita menghadap Allah, khusyu, dan merendahkan diri dengan wajah, anggota tubuh dan indra tunduk kepada-Nya. Shalat salah satu amalan yang paling baik dan paling sempurna yang menunjukkan istiqamah, melepaskan diri dari selain Allah. Perintah menjaga shalat juga perintah menjaga wudhu, karena wudhu adalah kuncinya shalat.
Faedah:
Satu, Allah memuji orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya.
Dua, kita wajib memohon kepada Allah agar selalu Istiqamah di jalan yang lurus
Tiga, istiqamah yang dituntut adalah meniru Istiqamah para Kekasih Allah. Kalau tidak mampu, maka berusahalah untuk mendekatinya.
Empat, meskipun diperintahkan selalu Istiqamah, namun kita dilarang bersandar kepada amalan. Karena yang memasukkan kita ke dalam surga adalah rahmat dan karunia Allah bukan karena amalan.
Lima, diantara bukti istiqamah adalah menjaga shalat. Perintah menjaga shalat juga perintah menjaga wudhu. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)