Oleh: Hayat Abdul Latief
Sehat sangat berarti bagi orang sakit, hidup sangat berarti bagi orang yang sudah meninggal dunia dan masa muda sangat berarti bagi orang tua. begitu berartinya masa muda sehingga banyak sekali orang tua berandai-andai ingin kembali muda. Syair Arab menyebutkan:
ألا ليت الشباب يعود يوما
فأخبره بما فعل المشيب
“Seandainya masa muda itu kembali sehari saja,
Saya akan beritahukan penyesalan yang diperbuat orang yang sudah tua”
Ibnu Rojab rahimahullah mengibaratkan masa muda seperti masa kegilaan, karena begitu beratnya ujian di masa tersebut. Beliau berkata :
فَإِنَّ الشَّبَابَ شُعْبَةٌ مِنَ الْجُنُوْنِ، وَهُوَ دَاعٍ لِلنَّفْسِ إِلَى اسْتِيْفَاءِ الْغَرضِ مِنْ شَهوَاتِ الدُّنْيَا وَلَذَّاتِهَا الْمَحْظُوْرَةِ، فَمَنْ سَلِمَ مِنْهُ فَقَدْ سَلِمَ
“Sesungguhnya masa muda adalah cabang dari kegilaan, karena masa muda menyeru jiwa untuk memuaskan kehendaknya berupa syahwat dunia keledzatannya yang terlarang. Maka barangsiapa yang selamat dari masa mudanya maka sungguh ia telah selamat” (Fathul Baari 6/46-47)
Yang dimaksud dengan kegilaan adalah memuaskan nafsu dan kesenangannya dan menghabiskan masa mudanya dengan sia-sia. Salah pergaulan dan salah pertemanan mengakibatkan masa muda terbuang sia-sia.
Tidak sedikit pemuda yang terbuai dengan slogan menyesatkan: “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga!”
Siapa yang menjaga masa mudanya maka Allah akan menjaga masa tuanya. Al Qodhi Abu Syuja’ (Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Asy Syafi’i rahimahullah ta’ala) merupakan di antara ulama yang meninggal dunia di usia sangat tua. Umur beliau ketika meninggal dunia adalah 160 tahun (433-596 Hijriyah). Beliau terkenal sangat dermawan dan zuhud. Beliau sudah diberi jabatan sebagai qodhi pada usia belia yaitu 14 tahun. Keadaan beliau di usia senja (di atas 100 tahun), masih dalam keadaan sehat wal afiat. Begitu pula ketika usia senja semacam itu, beliau masih diberikan kecerdasan. Tahukah Anda apa rahasianya? Beliau tidakk punya tips khusus untuk rutin olahraga atau yang lainnya. Namun perhatikan apa tips beliau, “Aku selalu menjaga anggota badanku ini dari bermaksiat pada Allah di waktu mudaku, maka Allah pun menjaga anggota badanku ini di waktu tuaku.”
Faedah:
Satu, tidak ada pengulangan dalam episode hidup. Penyesalan selalu ada di kemudian hari. Penyesalan yang paling besar adalah membuang masa muda dengan sia-sia tanpa makna.
Dua, siapa yang selamat di masa mudanya maka akan selamat di masa tuanya.
Tiga, siapa yang menjaga masa mudanya maka Allah akan menjaga masa tuanya.
Empat, ungkapan yang sesuai dengan kondisi masa muda digunakan untuk menempa diri: berakit-rakit ke Hulu berenang-renang ketepian.
Lima, sejarah mencatat bahwa manusia akan menjadi produktif kalau memanfaatkan waktu di masa mudanya. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
(Khadim Korp Da’i An-Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

