Oleh: Hayat Abdul Latief
Santri secara umum merupakan sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. Santri biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.
Kata santri menurut kamus besar bahasa Indonesia, memiliki dua pengertian, yakni; Orang yg mendalami agama Islam; Orang yang beribadah secara sungguh-sungguh; orang yang saleh.
Alangkah bagus kepanjangan bahasa Arab dari santri. Entah siapa yang menuangkan makna filosofis dari kepanjangan santri tersebut, namun bisa kita ambil hikmahnya. Kata santri (سنتري) terdiri dari 5 huruf Arab:
Satu, Sin (س) kependekan dari (سالك الى الاخرة) yakni, orang yang menempuh kepada kehidupan akhirat. Menurut Al-Qur’an, orang-orang yang bahagia di akhirat adalah mereka yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, serta menunjukkan ciri-ciri berikut: Khusyu’ dalam salat; Menjauhi hal-hal yang tidak berguna; Menunaikan zakat; Menjaga kemaluan, kecuali dengan pasangan yang sah; Menjaga amanah dan janji dan seterusnya.
Selain itu, orang yang bahagia juga memiliki hati yang bersih (qalbun saliim). Hati yang bersih akan membuat jiwa terbebas dari segala hal yang menyedihkan, menyusahkan, dan membuat menderita.
Dua, Nun (ن) kependekan dari (نائب عن المشايخ), yakni pengganti para guru, para kiyai, dan tokoh agama. Meneruskan perjuangan mereka dalam amar ma’ruf nahi mungkar dan menyebarkan ajaran agama Islam yang moderat secara umum, tidak extreme kanan yang cenderung kepada terorisme dan tidak cenderung ke kiri yang cenderung kepada liberalisme. Sebagai pemegang tongkat estafet para ulama, santri menempuh jalan yang ditempuh oleh pendahulunya.
Tiga, Ta (ت) kependekan dari (تائب عن الذنوب), yakni bertaubat dari dosa. Tidak ada orang yang luput dari dosa karena memang manusia tempat salah dan dosa. Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak-anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang selalu bertaubat. [HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
Taubat merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan hati dan jiwa dari dosa, serta mendapatkan pengampunan dosa. Syarat taubat nasuha: Menyesali perbuatan dosa; Meninggalkan dosa saat itu juga; Berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi di masa depan; Mengembalikan milik orang atau meminta keridhaannya apabila berkaitan dengan hak adami. Rasulullah SAW juga bersabda,
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Empat, Ra (ر) kependekan dari (راغب في الخيرات) yakni senang kepada kebaikan. Santri diharapkan menjadi orang yang baik dan senang kepada kebaikan yang dalam Al-Qur’an disebutkan وعملوا الصالحات yang artinya beramal shaleh, yang merupakan pasangan dari iman. Allah SWT berfirman,
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa! Sungguh, semua manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih (kebajikan) serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)
Lima, Ya (ي) kependekan dari (يرجو السلامة في الدنيا والآخرة) yakni mengharap keselamatan di dunia dan akhirat. Tidak ada seorang mukmin pun yang tidak mengharapkan keselamatan keduanya. Bahkan menjadi doa yang paling banyak dilantunkan kepada Allah yang disebut dengan doa sapu jagat yang berbunyi sebagai berikut,
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Doa ini sering diucapkan oleh Rasulullah SAW dan menjadi kebiasaan yang mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Doa sapu jagat mengandung makna yang mendalam, seperti: Permohonan kebaikan di dunia, seperti kesehatan, rezeki, keridaan, keamanan, keberuntungan, dan keberhasilan; Permohonan kebaikan di akhirat, seperti diselamatkan dari panas api neraka. Wallahu a’lam.
– Selamat Hari Santri Nasional –
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)