Mendidik Anak Mencintai Ibadah Sejak Dini
Oleh: Hayat Abdul Latief
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. At-Tahrim: 6).
Rasulullah SAW bersabda:
“مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ”
“Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya saat berusia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
………
Islam mengajarkan bahwa anak-anak harus mulai diperkenalkan dengan ibadah, terutama shalat, sejak usia tujuh tahun. Mendidik anak agar mencintai ibadah merupakan salah satu kewajiban utama bagi orang tua dalam Islam. Anak-anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga, baik dari segi akidah, ibadah, maupun akhlak mereka. Pendidikan agama yang diberikan sejak dini akan membentuk karakter dan kebiasaan baik yang terus melekat hingga dewasa.
Menjadikan Ibadah sebagai Kebiasaan yang Menyenangkan
Salah satu metode efektif dalam menanamkan kecintaan terhadap ibadah adalah dengan menjadikannya sebagai aktivitas yang menyenangkan. Misalnya, orang tua bisa mengajak anak shalat berjamaah di masjid, membacakan kisah-kisah para nabi, atau memberikan penghargaan kecil saat anak menjalankan ibadah dengan baik.
Selain membiasakan ibadah, penting juga untuk menanamkan nilai keikhlasan dalam diri anak. Mereka harus diajarkan bahwa ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan bentuk penghambaan kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Orang tua bisa menjelaskan bahwa ibadah bukan dilakukan karena ingin dipuji atau mendapatkan hadiah, tetapi karena kecintaan kepada Allah dan harapan mendapatkan ridha-Nya.
Memberikan Teladan yang Baik
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka akan lebih mudah mencintai ibadah jika melihat orang tua mereka melakukannya dengan penuh kesungguhan. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan dalam beribadah. Jika seorang ayah selalu menjaga shalat berjamaah dan membaca Al-Qur’an di rumah, anak-anak akan meniru kebiasaan tersebut dengan sendirinya.
Menjadi Anak Saleh
Salah satu motivasi yang bisa diberikan kepada anak adalah dengan mengajarkan konsep pahala dan kehidupan setelah mati. Rasulullah SAW bersabda:
“إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ”
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Hadis ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak untuk beribadah, karena mereka memahami bahwa dengan beribadah mereka bisa menjadi anak saleh yang bermanfaat bagi orang tua, baik di dunia maupun setelah wafatnya.
…….
Jadi, mendidik anak agar mencintai ibadah sejak dini adalah tanggung jawab besar bagi orang tua. Dengan memberikan teladan yang baik, membiasakan ibadah sebagai kebiasaan yang menyenangkan, serta menanamkan nilai keikhlasan dan konsep pahala, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang cinta kepada Allah dan agama-Nya. Pendidikan ini bukan hanya bermanfaat bagi mereka di dunia, tetapi juga akan menjadi investasi akhirat bagi orang tua. Wallahu a’lam
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi setiap orang tua dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang bertakwa. Aamiin.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)