Akhir Ramadhan: Di Antara Senang dan Sedih
Oleh Hayat: Abdul Latief
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
………..
Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan yang selalu dinantikan oleh umat Islam. Namun, ketika bulan ini mencapai akhirnya, hati kaum muslimin sering diliputi perasaan campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagiaan muncul karena berhasil menyelesaikan ibadah puasa dan akan merayakan Idul Fitri, sementara kesedihan hadir karena perpisahan dengan bulan yang penuh rahmat ini.
Potong QS. Al-Baqarah: 185 mengisyaratkan kebahagiaan atas pencapaian ibadah puasa dan anjuran bertakbir sebagai bentuk rasa syukur. Namun, di sisi lain, berpisah dengan Ramadhan juga berarti kehilangan kesempatan untuk memperoleh pahala berlipat ganda yang hanya ada di bulan ini.
Betapa besarnya keutamaan bulan Ramadhan hingga orang-orang beriman berharap sepanjang tahun adalah Ramadhan. Dengan berakhirnya bulan ini, kesempatan emas itu pun turut pergi.
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ رَمَضَانَ مِضْمَارًا لِخَلْقِهِ يَسْتَبِقُونَ فِيهِ بِطَاعَتِهِ فَسَبَقَ قَوْمٌ فَفَازُوا وَتَخَلَّفَ آخَرُونَ فَخَابُوا
“Sesungguhnya Allah menjadikan Ramadhan sebagai arena perlombaan bagi hamba-hamba-Nya untuk berlomba dalam ketaatan kepada-Nya. Ada yang menang dan memperoleh keberuntungan, ada pula yang tertinggal dan merugi.” (Lathaif Al-Ma’arif, 1/219)
Ucapan ini menegaskan bahwa di penghujung Ramadhan, kaum muslimin harus merenungi apakah mereka termasuk yang meraih kemenangan atau justru menjadi yang gagal memanfaatkan kesempatan emas ini.
Di sisi lain, kebahagiaan dalam menyambut Idul Fitri bukan sekadar karena berakhirnya puasa, tetapi lebih kepada meraih ampunan Allah. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang jelas kaum muslimin bahagia menyambut Idul Fitri dengan penuh harapan akan diterimanya amal ibadah selama Ramadhan. Kebahagiaan di hari raya harus dibarengi dengan kekhawatiran dan harapan agar amal ibadah kita diterima.
Sebagai penutup, hendaknya kita menyikapi akhir Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan doa, sebagaimana dicontohkan oleh para salaf. Mereka berdoa selama enam bulan agar dipertemukan dengan Ramadhan, lalu berdoa enam bulan berikutnya agar amal mereka di bulan tersebut diterima. Wallahu a’lam.
Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan mempertemukan kita kembali dengan bulan penuh berkah ini di tahun-tahun mendatang! Aamiin!
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)