Wasiat Rasulullah dalam Menjaga Perikemanusiaan dan Persatuan: Khutbah ‘Idul Adha

Oleh: Hayat Abdul Latief

Khutbah Pertama

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا، وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ، وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِينَ، وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ وَالْحَاضِرَاتُ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، وَقَدْ خَابَ الْعَاصُونَ

قَالَ تَعَالَى – وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِينَ – أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ – : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (صَدَقَ اللهُ الْعَظِيمُ)

Ma’asyiral muslimina wal muslimat jama’ah shalat Idul Adha masjid Darussalam yang dirahmati, dicintai, diridhai dan diberkahi Allah subhanahu wa ta’ala !

Sesudah memuji Allah subhanahu wa ta’ala, bershalawat atas manusia pilihan Muhammad Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dan wasiat takwa, ada 2 hal yang harus kita renungkan.

Satu, masalah kejahatan genosida, jenis kejahatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan kelompok tertentu. Kejahatan genosida sesungguhnya melanggar hak asasi manusia. Sebagaimana kejahatan genosida atas Rohingya, Palestina dan seterusnya. Dua, masalah polarisasi atau tepatnya disebut perpecahan anak bangsa.

Bagaimana pandangan Islam terhadap 2 hal ini? Di musim haji tepatnya tahun 10 Hijriyah, atau disebut dengan Haji wada’ – 80 hari setelah itu Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Pada hari Arafah Rasulullah mengumpulkan manusia dalam jumlah yang banyak, berada di atas untanya beliau berkhotbah yang lumayan panjang. 3 poin yang akan saya sampaikan diantara khutbah Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam di Arafah pada Haji Wada’ berisi tentang menjaga perikemanusiaan dan persatuan:

Poin pertama, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

أَيُهَا النَّاس، إنّ دِمَاءَكُمْ وَأمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَليكُمْ حَرَامٌ إلى أنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، كَحُرمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في شَهْرِ كُمْ هَذَا في بَلَدِكُم هَذَا

“Wahai manusia! Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan-kehormatan kalian haram atas kalian (untuk ditumpahkan, diambil dan dicederai) seperti sucinya hari ini di bulan (Dzulhijjah) ini di negeri (Mekkah) ini.

Dalam pembunuhan jiwa yang tidak berdosa, Al-Qur’an menyebutkan,

…. مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ….

“…. Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia….” (QS Al-Maidah: 32)

Poin kedua, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Wahai manusia! Sesungguhnya orang-orang beriman (atau kaum muslimin) itu bersaudara)

Lebih jauh lagi, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali ‘Imran: 103)

Dalam ayat ini, setidaknya ada tiga kandungan. Satu, perintah bersatu. Dua, larangan berpecah belah dengan menyimpang dari tali Allah atau agama Islam. Tiga, persaudaraan karena keimanan adalah nikmat Allah dan perpecahan membuat lemah, tidak berwibawa berwibawa dalam pandangan umat lain dan jatuh dalam pandangan Allah.

Poin ketiga, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

أيها النّاسُ إن رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وإنّ أَبَاكُمْ واحِدٌ ، كُلكُّمْ لآدمَ وآدمُ من تُراب، إن أَكرمُكُمْ عندَ اللهِ أتْقَاكُمْ وليس لعربيّ فَضْلٌ على عجميّ إلاّ بالتّقْوىَ

“Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian satu. Bapak kalian satu. Kalian berasal dari Adam dan Adam (tercipta) dari tanah. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa. Tidak ada keunggulan bagi (bangsa) Arab atas Ajam, kecuali dengan takwa.”

Sabda Rasulullah di atas sesuai dengan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Di musim haji; pejabat rakyat biasa, raja-raja, hamba sahaya, orang kaya, miskin papa, semuanya mengenakan baju yang sama baju ihram mengucapkan ucapan talbiyah yang sama dan takbir yang sama. Artinya umat Islam harus bersatu; Satu Hati, Satu fikir, satu suara. Bersatu dalam politik, sosial dan ekonomi yang sama, agar umat ini kuat, berwibawa dan tidak dipandang enteng oleh umat lain.

Di hari-hari ini ada beberapa amalan-amalan utama yang mesti kita kerjakan;

a. Takbir mutlak maupun takbir muqayyad.

b. Shalat idul Adha.

c. Menyembelih hewan qurban. Di Haji Wada’ Rasulullah sendiri menyembelih dua domba. Domba pertama dikorbankan atas nama beliau dan keluarganya domba kedua dikorbankan atas nama beliau dan umatnya yang tidak mampu berkorban.

Pada hari ini dan hari-hari tasyriq yakni tgl 11, 12 dan 13 Dzulhijjah hari makan, minum dan berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

أَيَّامُ اَلتَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ، وَذِكْرٍ لِلَّهِ تعَالى ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Hari-hari tasyriq adalah hari-hari untuk makan dan minum serta berdzikir kepada Allah ta’aalaa.” (HR. Muslim Dari Nubaitsah Al-Hudzaliy radliyallaahu ‘anhu No. 705)

Berkenaan dengan hari raya, dalam ungkapan bahasa Arab disebutkan,

الْعِيْدُ يَوْمٌ لَا يُعْصَى اللَّهُ فِيْهِ

“Hari raya adalah hari di mana dalam hari tersebut tidak ada kedurhakaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”

Ikhtitam

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.

Ini saja khotbah yang singkat yang saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua dengan kesimpulan sebagai manusia secara umum dan sebagai muslim secara khusus kita menjaga perikemanusiaan dan persatuan dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia:

a. Sebagai sesama muslim kita harus bersatu, menanggalkan perbedaan dan mengedepankan persatuan bersatu dengan Tuhan yang sama, Allah subhanahu wa ta’ala dengan nabi yang sama Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, dengan agama yang sama Islam, dengan panduan yang sama Al-Qur’an, dengan kiblat yang sama dan dengan suri tauladan yang sama yaitu Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

b. Sebagai anak bangsa apapun agamanya, kita harus bersatu menjaga keutuhan negara republik Indonesia. Bersatu dalam menghadapi sekularisme, LGBT, narkoba dan penjajahan dalam bentuk apapun.

إِنَّ أَحْسَنَ الْمَوَاعِظِ الشَّافِيَةِ كَلَامُ مَنْ لَا تَخْفَى عَلَيْهِ خَافِيَةٌ، وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
:
“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS Al-Kautsar: 1-3)

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ،
اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ،
اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

الْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

اللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا، قَابِلِيهَا، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا

اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى

اللّٰهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللّٰهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَالْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

عِبَادَ اللّٰهِ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

تَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الْأَعْمَالِ كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Selamat hari raya Idul Adha 1446 H

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *