
Menghindari Makanan Haram : Menjaga Hati Dan Jiwa
Dalam kehidupan kita sehari hari sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut hanya untuk beribadah melalui sholat, zakat, dan puasa saja, tetapi kita juga dituntut untuk memperhatikan setiap makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh kita.
Karena makanan dan minuman yang halal itu termasuk bagian penting dari ketakwaan, yang mana apabila kita mengkonsumsi makanan atau minuman yang jelas jelas haram akan mempengaruhi kejernihan akal dan hati rusaknya amal bahkan tertolaknya doa.
Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ : إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ
أَوْلَى بِهِ،
“Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari api neraka (seusatu yang haram), adapun api neraka lebih utama baginya ”
HR.Ahmad no 14441
Rasul SAW juga bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ : { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } ، وَقَالَ : { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ : يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ “.
Dari Abu Hurairah, yang berkata: Rasulullah, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata: “Hai manusia, Allah itu baik dan tidak menerima sesuatu pun kecuali yang baik. Allah telah memerintahkan orang-orang beriman dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul, dengan mengatakan: {Hai para rasul, makanlah dari hal-hal yang baik dan bekerjalah dengan saleh. Sesungguhnya Aku, tentang apa yang kamu kerjakan, adalah Mengetahui.} Dan Dia berkata: {Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari hal-hal yang baik dari {yang telah Kami berikan kepadamu}, kemudian dia menyebutkan tentang seorang pria yang bepergian jauh, kusut dan berdebu, menjulurkan tangannya ke langit, berkata: “Ya Tuhan, ya Tuhan,” sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia dipelihara dengan hal-hal yang haram. Jadi bagaimana itu bisa dijawab?
Di tengah kehidupan modern, sering kali kita terjebak pada pola konsumsi yang serba instan dan asal-asalan. Banyak di antara kita yang kurang teliti dalam memeriksa bahan-bahan, label halal, atau asal-usul makanan yang dikonsumsi. Bahkan, sebagian merasa cukup dengan prasangka baik (“Ah, kayaknya halal kok”), padahal Islam mengajarkan kehati-hatian, bukan sekadar prasangka.
1. Meningkatkan Literasi Halal
Kita perlu belajar membedakan mana yang jelas halal, mana yang haram, dan mana yang syubhat (meragukan). Ini termasuk belajar membaca label, memahami kode bahan (seperti E-code pada makanan kemasan), dan mengetahui standar sertifikasi halal di negara masing-masing.
2. Memilih Toko atau Tempat Makan yang Terpercaya
Utamakan belanja di tempat yang sudah jelas reputasinya, terutama untuk daging dan olahan hewani. Jangan ragu bertanya kepada penjual soal asal barang.
3. Menghindari Sikap Meremehkan
Kadang kita tergoda berpikir, “Ah, cuma sedikit kok, nggak apa-apa.” Padahal, sedikit demi sedikit yang haram tetap akan memengaruhi hati dan keberkahan hidup kita.
4. Berdoa Memohon Bimbingan Allah
Tidak semua orang punya ilmu atau akses yang sama. Karena itu, selalu sertai usaha kita dengan doa agar Allah melindungi kita dari makanan haram dan memberi rezeki yang bersih lagi halal.
5. Menguatkan Komunitas dan Edukasi Keluarga
Jangan hanya menjaga diri sendiri; ajak keluarga dan komunitas untuk sama-sama peduli. Sampaikan pentingnya isu ini secara santun, tanpa menghakimi, supaya semakin banyak yang sadar.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal bukan sekadar soal perut kenyang, tetapi cermin dari ketakwaan dan ketaatan seorang muslim kepada Rabb-nya. Dengan menjaga diri dari yang haram, kita sedang menjaga kebersihan hati, keberkahan hidup, dan keselamatan di akhirat. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk senantiasa berhati-hati dalam setiap makanan yang kita santap, dan menjauhkan kita dari yang haram maupun syubhat.
