Biografi
Imam Jalaluddin As-Suyuthi

oleh : Eti Sumiati (Mahasantri Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

 Nama Lengkap: Abdurrahman bin Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin As-Suyuthi
 Kunyah dan Gelar: Jalaluddin, al-Hafizh, al-Imam, al-Mujtahid
 Lahir: 1 Rajab 849 H / 3 Oktober 1445 M di Kairo, Mesir
 Wafat: 19 Jumadil Ula 911 H / 17 Oktober 1505 M

Latar Belakang dan Pendidikan
Imam Jalaluddin As-Suyuthi berasal dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya, seorang ulama besar, wafat saat As-Suyuthi masih kecil. Ia dikenal sebagai anak yang sangat cerdas dan memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Dalam usia yang masih sangat muda, ia sudah hafal Al-Qur’an dan menguasai berbagai ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah, dan ushul fiqh.
Ia belajar kepada lebih dari 600 guru, termasuk ulama terkenal pada masanya seperti al-Bulqini, al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani, dan al-Kamal bin al-Humam.
Karya-Karya Ilmiah
Imam As-Suyuthi dikenal sebagai ulama yang sangat produktif. Ia menulis lebih dari 600 karya dalam berbagai disiplin ilmu, seperti tafsir, hadis, fiqih, sejarah, dan bahasa Arab. Beberapa karyanya yang terkenal adalah:
• Tafsir al-Jalalain (disusun bersama Imam Jalaluddin al-Mahalli)
• Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
• Al-Jami’ ash-Shaghir dan Al-Jami’ al-Kabir (kumpulan hadis)
• Tadrib ar-Rawi (ilmu musthalah hadis)
• Tafsir ad-Durr al-Mantsur
• Tarikh al-Khulafa’ (sejarah para khalifah)
Pemikiran dan Metodologi
Imam As-Suyuthi adalah seorang mujtahid, yang berani berijtihad dalam berbagai bidang ilmu. Ia mengikuti mazhab Syafi’i dalam fiqih, namun juga memiliki pandangan yang luas dan terbuka. Dalam bidang tafsir, ia sangat mengedepankan tafsir bil-ma’tsur, yaitu tafsir berdasarkan riwayat dari Al-Qur’an, Hadis, dan pendapat para sahabat.
Dalam hadis, beliau dikenal sebagai seorang hafizh, yakni gelar bagi ahli hadis yang hafal lebih dari 100.000 hadis beserta sanad dan matannya.
Wafat dan Warisan Ilmu
Imam Jalaluddin As-Suyuthi wafat pada usia 60 tahun. Ia menghabiskan akhir hidupnya dengan menyendiri dari keramaian dan fokus pada ibadah dan menulis. Meskipun telah wafat ratusan tahun yang lalu, karya-karyanya masih banyak dipelajari dan menjadi rujukan utama dalam dunia Islam hingga saat ini.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *