
Imam Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
oleh: Mahasantri Ma’had Aly Zawiayah Jakarta
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling terkenal dalam sejarah Islam karena jasanya dalam meriwayatkan hadis. Ia dikenal sebagai periwayat hadis terbanyak dari Rasulullah ﷺ, dengan jumlah lebih dari 5.000 hadis yang diriwayatkan dalam berbagai kitab induk hadis.
Nama aslinya adalah Abdurrahman bin Shakhr ad-Dawsi. Ia berasal dari suku Daus, yang berada di wilayah Yaman. Sebelumnya dikenal dengan nama Abdu Syams, namun setelah memeluk Islam, Rasulullah ﷺ mengganti namanya menjadi Abdurrahman. Julukan “Abu Hurairah” berarti “bapak anak kucing”, diberikan karena ia gemar merawat dan membawa kucing kecil dalam lengan bajunya.
—
Informasi rinci tentang masa kecil Abu Hurairah sangat terbatas. Ia tumbuh dalam lingkungan Arab Yaman dari suku Daus yang masih menyembah berhala pada saat itu. Masa mudanya dilalui dalam kesederhanaan, dan ia termasuk orang yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Ketika mendengar seruan Islam melalui Tabi’ at-Tufail bin ‘Amr ad-Dawsi, pemuka sukunya yang lebih dahulu masuk Islam, Abu Hurairah pun mengikuti jejaknya.
Ia kemudian berhijrah ke Madinah dan bertemu langsung dengan Rasulullah ﷺ sekitar tahun ke-7 Hijriah, bertepatan dengan peristiwa Khaibar.
—
Guru utama Abu Hurairah tentu adalah Nabi Muhammad ﷺ sendiri. Ia mendampingi Rasulullah ﷺ selama kurang lebih 3-4 tahun terakhir kehidupan beliau. Dalam masa yang singkat itu, ia sangat tekun dan rajin mengikuti setiap majelis ilmu Nabi.
Selain Rasulullah ﷺ, Abu Hurairah juga belajar dari beberapa sahabat lainnya, antara lain:
Abu Bakar ash-Shiddiq
Umar bin Khattab
Ubay bin Ka‘b
Al-Fadl bin Abbas
Namun, semua ilmu utamanya tetap ia sandarkan pada Nabi ﷺ.
—
Abu Hurairah menjadi sumber ilmu utama bagi generasi tabi’in (murid sahabat). Di antara murid-murid terkenal beliau adalah:
Sa’id bin al-Musayyib
Hammam bin Munabbih
Abdurrahman bin Hurmuz (Abu Zur‘ah)
Muhammad bin Sirin
Abu Salamah bin Abdurrahman
Para murid ini menjadi tokoh penting dalam menjaga dan menyebarkan hadis-hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
—
Abu Hurairah tidak menulis kitab secara langsung, namun ajaran dan hadis-hadis yang ia riwayatkan dihimpun oleh murid-muridnya dan para ulama hadis. Salah satu koleksi terkenal adalah:
Sahifah Hammam bin Munabbih, yang berisi hadis-hadis langsung dari Abu Hurairah, dikumpulkan oleh muridnya, Hammam bin Munabbih. Ini dianggap sebagai salah satu naskah tertua dalam periwayatan hadis secara tertulis.
Kontribusinya terhadap literatur hadis sangat besar, dan namanya selalu muncul dalam sanad ribuan hadis dalam kitab-kitab seperti:
Sahih Bukhari
Sahih Muslim
Sunan Abu Dawud
Jami’ at-Tirmidzi
Sunan an-Nasa’i
Sunan Ibnu Majah
—
Abu Hurairah wafat di Madinah pada tahun 57 Hijriah (ada yang mengatakan 59 H), bertepatan dengan sekitar tahun 676–678 Masehi, pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Ia dimakamkan di Baqi’, kompleks pemakaman sahabat dan keluarga Nabi di Madinah.
—
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah sosok luar biasa dalam sejarah Islam. Dengan kecintaan mendalam terhadap Rasulullah ﷺ dan tekad kuat untuk menghafal serta meriwayatkan ilmu, ia telah menjadi jembatan ilmu antara generasi Nabi dan umat setelahnya. Hingga hari ini, umat Islam masih mengambil manfaat dari ribuan hadis yang beliau sampaikan.
