Suhuf Para Nabi: Jejak Wahyu Sebelum Al-Qur’an

Dalam tradisi Islam, wahyu Allah ﷻ tidak hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui Al-Qur’an, tetapi juga kepada para nabi sebelumnya dalam bentuk suhuf (lembaran-lembaran wahyu). Suhuf menjadi media penyampaian risalah Ilahi yang berisi petunjuk hidup, nilai-nilai moral, serta dasar hukum bagi umat manusia pada masanya.

Allah ﷻ berfirman:
> “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yaitu kitab-kitab (suhuf) Ibrahim dan Musa.”
(QS. Al-A‘la [87]: 18-19)

Ayat ini menegaskan bahwa suhuf merupakan bagian penting dari sejarah kenabian. Namun, berbeda dengan Al-Qur’an yang terjaga keasliannya hingga hari kiamat, suhuf para nabi terdahulu tidak semuanya sampai kepada kita secara lengkap.

????️Pengertian Suhuf

Secara bahasa, suhuf (صُحُف) adalah bentuk jamak dari shahifah (صَحِيفَة) yang berarti “lembaran” atau “tulisan”. Dalam terminologi Islam, suhuf merujuk pada wahyu Allah yang diturunkan dalam bentuk lembaran-lembaran berisi petunjuk hidup, sebelum dibukukan menjadi kitab seperti Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an.

????Perbedaan utama suhuf dengan kitab:

Suhuf: Wahyu yang berbentuk lembaran-lembaran, biasanya berisi pedoman moral dan ajaran pokok, tidak terlalu rinci.

Kitab: Wahyu yang dibukukan dengan hukum-hukum rinci, mencakup syariat yang lebih lengkap.

????Jumlah Suhuf yang Diturunkan

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Allah menurunkan 104 kitab. Kepada Syits 50 suhuf, kepada Idris 30 suhuf, kepada Ibrahim 10 suhuf, kepada Musa sebelum Taurat 10 suhuf, dan Taurat, Injil, Zabur serta Al-Qur’an.”
(HR. Ibnu Hibban)

Berdasarkan hadis ini, dapat dipahami bahwa suhuf tersebar pada beberapa nabi utama sebelum diturunkannya kitab besar.

????Isi dan Karakteristik Suhuf Para Nabi

1. Suhuf Nabi Adam عليه السلام

Tidak ada riwayat yang menyebutkan jumlahnya secara rinci.

Berisi petunjuk dasar tentang kehidupan manusia, hubungan dengan Allah, dan tata cara ibadah pertama umat manusia.

Menjadi pedoman awal bagi keturunan beliau agar tetap bertauhid.

2. Suhuf Nabi Syits عليه السلام (50 Suhuf)

Syits adalah putra Nabi Adam yang menjadi penerus dakwah setelah wafatnya Habil.

Suhuf Syits berisi ajaran tauhid, etika kehidupan, serta pengaturan sosial agar umat Adam tidak tersesat.

Disebut sebagai penguat fondasi moral bagi manusia awal.

3. Suhuf Nabi Idris عليه السلام (30 Suhuf)

Idris dikenal sebagai nabi yang diberi ilmu menulis, astronomi, dan perhitungan waktu.

Suhuf Idris berisi hikmah, filsafat kehidupan, kesabaran, serta peringatan akan balasan amal di akhirat.

Mendorong umat manusia untuk beradab dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan tetap bertauhid.

4. Suhuf Nabi Ibrahim عليه السلام (10 Suhuf)

Disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-A‘la: 18-19).

Berisi ajaran tentang fitrah manusia, perintah untuk bersyukur, serta larangan menyembah berhala.

Mengajarkan nilai kemanusiaan, kedermawanan, serta pentingnya membangun masyarakat yang adil.

5. Suhuf Nabi Musa عليه السلام (10 Suhuf sebelum Taurat)

Diterima sebelum turunnya Taurat.

Isi suhuf Musa adalah prinsip moral dasar, perintah ibadah, serta larangan berbuat zalim.

Menjadi pendahulu hukum-hukum yang kemudian lebih rinci diturunkan dalam Taurat.

✨Hikmah Iman kepada Suhuf

1. Menguatkan keyakinan bahwa Allah senantiasa memberi petunjuk kepada umat manusia.
2. Menyadarkan kesinambungan wahyu, bahwa risalah para nabi adalah satu kesatuan yang berpuncak pada Al-Qur’an.
3. Membuktikan universalitas Islam, sebab ajaran tauhid telah disampaikan sejak zaman Nabi Adam hingga Muhammad ﷺ.
4. Menjadi pelajaran moral, meski suhuf tidak lagi ada secara fisik, substansi ajarannya tetap relevan untuk menjaga akhlak dan kemanusiaan.

????Relevansi Suhuf dengan Kehidupan Modern

Meski suhuf tidak diwariskan dalam bentuk teks yang terjaga, nilai-nilainya tetap hidup dalam Al-Qur’an dan sunnah. Suhuf mengajarkan bahwa:

Manusia memiliki fitrah beragama dan beribadah.

Kehidupan harus dibangun di atas keadilan dan kasih sayang.

Ilmu pengetahuan harus menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebaliknya.

Peradaban akan runtuh jika tauhid diganti dengan hawa nafsu.

Penutup

Suhuf para nabi merupakan bagian penting dari sejarah wahyu yang menunjukkan betapa Allah ﷻ senantiasa membimbing umat manusia melalui para utusan-Nya. Meski suhuf tidak lagi dapat kita baca secara langsung, esensi ajarannya tetap terjaga dalam Al-Qur’an sebagai penyempurna seluruh kitab sebelumnya.

Dengan memahami sejarah suhuf, kita semakin sadar bahwa Islam bukan agama baru, melainkan kelanjutan dari risalah tauhid yang telah dibawa sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad ﷺ.

> “Iman kepada suhuf adalah pengakuan bahwa manusia tidak pernah dibiarkan tanpa petunjuk Ilahi, dan bahwa cahaya wahyu senantiasa membimbing perjalanan peradaban.”

#zawiyahjakarta
#kitabsuci
#suhuf

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *