Oleh: Hayat Abdul Latief
Ada dua ayat yang isinya sama hanya bagian penutupnya berbeda, yaitu;
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah: 33)
Penjelasannya, Allahlah yang mengutus utusanNya, Muhammad SAW dengan petunjuk yang menyeluruh lagi berdiri tegak atas dasar bukti dan hukum yang benar, dan agama Islam yang haq yang merupakan sandaran yang benar dan cara bertauhid yang murni agar Dia (Allah) meninggikan dan memenangkannya atas agama-agama yang bertentangan dengan-Nya dengan bukti dan hukum yang kuat walaupun orang-orang musyrik membenci hal tersebut. (Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili)
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath: 28)
Penjelasannya, Allah adalah Yang mengutus utusan-Nya Muhammad SAW dengan Al-Qur’an dan agama Islam yang benar untuk meninggikannya di atas semua agama. Cukup Allah yang menjadi saksi atas terwujudnya janji-Nya dan kebenaran wahyu utusan-Nya. (Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili)
Berkaitan dengan paling banyak umatnya, Rasulullah SAW bersabda;
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
“Saya adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga, dan saya adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya” (HR. Muslim dari Anas bin Malik r.a)
Ada dua poin dari hadits tersebut, bahwa Rasulullah;
Satu, manusia paling pertama memberikan syafaat. Hakim Iyadh, rahimahullah, penulis kitab “asy Syifa Fii Huquqi al Musthafa” dan dikutip oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin menerangkan, bahwa syafaat itu terbagi menjadi lima bagian :
1. Syafaat khusus dengan perantaraan Nabi kita, Muhammad SAW. Syafaat ini bersifat menenangkan situasi dan mepercepat hisab, karena lamanya berdiri di tanah lapang pada hari kiamat. Tidak ada yang bisa memberikan syafaat ini kecuali beliau SAW, dan ini merupakan “syafaat uzhma (syafaat paling agung)”. Tidak ada seorangpun yang mengingkari syafaat ‘uzhma ini.
2. Syafaat untuk memasukkan kaum ke surga tanpa hisab. Dan ini juga khusus pada Nabi kita SAW, sebagaimana yang akan kami terangkan di dalam hadis-hadis yang akan kami sebutkan, insyaAllah Ta’ala.
3. Syafaat untuk kaum yang ditetapkan masuk neraka, lalu Nabi SAW memberikan syafaat kepada mereka dan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah, sampai mereka ditetapkan tidak masuk neraka.
4. Syafaat bagi orang-orang yang penuh dosa yang telah masuk neraka. Telah datang hadis-hadis shahih dengan mengeluarkan mereka dari neraka lantaran syafaat Nabi kita SAW, seluruh para Nabi as., para malaikat, dan orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah yang mukmin.
5. Syafaat tentang penambahan derajat di dalam surga untuk ahli surga yang amal-amalnya tidak cukup untuk mencapainya. Beliaulah SAW pemilik wasilah yang paling tinggi kedudukannya di dalam surga.
Dua, nabi yang paling banyak umatnya dan beliau merasa bangga dengan itu – tanpa kesombongan. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihaha dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

