Oleh: Hayat Abdul Latief
Membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan melihat bahan bacaan serta membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.
Minat baca seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasan membaca. Karena apabila seseorang membaca tanpa mempunyai kemauan membaca yang tinggi maka orang tersebut tidak akan membaca dengan serius dan sepenuh hati. Apabila seseorang membaca atas kemauan atau kehendaknya sendiri maka orang tersebut akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila seseorang sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus.
Selain itu, kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk orang tersebut. Karena minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnya pun juga tinggi dan membuat orang tersebut memiliki wawasan yang luas. Seseorang yang senang membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang dibacanya. Sangat disayangkan, apabila seseorang tidak suka membaca atau mempunyai minat membaca yang rendah karena pengetahuan orang tersebut akan sempit.
Membaca Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari قرأ يقرأ قرأنا وقراءة. Meskipun bentuk Masdar namun bermakna Isim Maf’ul yaitu, مقروء = yang dibaca. Rasulullah SAW;
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud r.a)
Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at. Rasulullah SAW;
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim dariAbu Umamah Al Bahili r.a)
Membaca Al Qur’an bukan sekedar dibaca. Namun yang terpenting adalah direnungkan dan diamalkan isi kandungannya. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata;
ضَمِنَ اللَّهُ لِمَنَ اتَّبَعَ الْقُرْآنَ أَنْ لاَ يَضِلَّ فِي الدُّنْيَا ، وَلاَ يَشْقَى فِي الآخِرَةِ ، ثُمَّ تَلاَ {فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}
“Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:
{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}
“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah)
Sebagian salaf mengatakan;
نزل القرآن ليعمل به فاتخذوا تلاوته عملا
“Al Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Al Qur’an untuk diamalkan.”
Membaca Koran
Membaca Koran bisa mengembangkan rasa ingin tahu mengenai hal yang dibaca. Manfaatnya meningkatkan gemar membaca dan menambah kosa kata. Didalamnya, ada bacaan yang bermanfaat namun tidak jarang juga ada sesuatu yang merusak, seperti yang berbau pornografi dan pornoaksi. Ambil yang bermanfaat dan buang yang merusak Membacanya tidak ada kewajiban untuk mengamalkannya, karena bukan sebagai pedoman hidup. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)