Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Mendapatkan kesuksesan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui ada proses-proses yang harus ditempuh. Dibawah ini beberapa perilaku yang menghambat seseorang mendapatkan kesuksesan:

 

1. Tidak memiliki rencana masa depan. Ajaran Al-Quran yang tidak boleh dilupakan yaitu hendaklah Seorang muslim harus memiliki rencana di masa depan, dengan memperhatikan apa yang telah dilakukan dan akan dilakukan untuk menyongsong hari esok. Untuk itu diperlukan seorang muslim memiliki cita-cita yang harus ditempuh dengan melalui jalur dan proses menuju ke arah tersebut. Allah SWT berfirman;

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18)

 

Lautan tinta tidak cukup untuk menjelaskan kalimat Allah. Dari satu ayat ini menghasilkan beberapa topik: mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat, beriman pada Hari Akhir, akidah, cabang-cabang iman, menghitung amal kebaikan, ketaatan dan kemaksiatan, iman bertambah dan berkurang, mempersiapkan diri menghadapi kematian, Allah Maha Al Khabir (Maha Waspada), menyeru pada ketakwaan dan akhlak mulia.

 

2. Selalu berpikir negatif dan su’udzon. Orang yang berprasangka buruk terhadap dirinya sendiri bermula dari jiwa yang pesimis, semangat yang loyo dan tidak tahan banting dalam menghadapi realitas jangan menyangka tidak ada solusi dari setiap hambatan-hambatan masalahnya. Pada akhirnya buntu dalam menemukan solusi, jumud dalam berkreasi dan stagnan dalam mengolah kelenturan jiwa untuk bersahabat dengan keadaan. Allah subhanahu wa ta’alaa tergantung prasangka Hamba-Nya. Disebutkan dalam sebuah hadits, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda;

 

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

 

“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih)

 

Solusi dari hadis di atas agar tidak buruk sangka terhadap Allah subhanahu wa ta’alaa, diri sendiri dan juga terhadap hamba-Nya, seorang muslim harus banyak berdzikir (juga melakukan amal agama).

 

3. Lemah dan bersedih. Padahal ada larangan dari Allah SWT;

 

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

 

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”(QS. Ali ‘Imran; 139)

 

4. Menjadi mukmin yang lemah. Rasulullah SAW bersabda;

 

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

 

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)

 

Faedah:

 

Satu, mendapatkan kesuksesan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan

 

Dua, beberapa perilaku yang menghambat seseorang mendapatkan kesuksesan; tidak memiliki rencana masa depan, selalu berpikir negatif dan su’udzon, terkurung oleh lemah dan sedih, menjadi mukmin yang lemah.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *