Ramadhan: Bulan Perjuangan
Oleh: Hayat Abdul Latief
Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Maka barang siapa di antara kamu menyaksikan (datangnya) bulan itu, hendaklah ia berpuasa. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Rasulullah SAW bersabda:
المُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ
“Mujahid (pejuang) sejati adalah orang yang berjuang melawan nafsunya dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban)
……..
Di bulan Ramadhan , umat Islam diajak untuk berjuang dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara spiritual maupun sosial. Puasa yang diwajibkan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menundukkan hawa nafsu, memperkuat keimanan, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Sejarah mencatat bahwa banyak peristiwa besar terjadi di bulan ini, termasuk kemenangan kaum Muslimin dalam berbagai peperangan yang menunjukkan bahwa Ramadhan adalah bulan perjuangan sejati.
Perjuangan Melawan Hawa Nafsu. Perjuangan pertama yang harus dilakukan seorang Muslim di bulan Ramadhan adalah melawan hawa nafsu. Nafsu yang tidak dikendalikan dapat menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa. Allah SWT berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
“Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 40-41)
Perjuangan Melawan Musuh-Musuh Islam. Sejarah mencatat bahwa Ramadhan juga merupakan bulan di mana umat Islam harus berjuang menghadapi musuh-musuh Islam. Perang Badar, yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah, adalah bukti bahwa Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin yang berjuang dengan keimanan yang kuat. Allah SWT berfirman:
كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
“Betapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249)
Berjuang Tanpa Kekerasan. Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang dengan hikmah dan tanpa kekerasan, kecuali dalam kondisi membela diri. Rasulullah SAW adalah teladan dalam berdakwah dengan kasih sayang, bukan dengan pemaksaan atau kekerasan. Allah SWT berfirman;
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Dalam perjuangan modern, metode tanpa kekerasan seperti pendidikan, dakwah, dan aksi sosial menjadi senjata utama dalam menyebarkan kebenaran Islam.
Berjuang Melawan Kebodohan. Kebodohan adalah musuh terbesar umat Islam. Tanpa ilmu, umat akan mudah tersesat dan terjerumus dalam kesesatan. Rasulullah SAW bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan keilmuan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, mengkaji tafsir, dan mendalami ajaran Islam.
Berjuang Melawan Ketidakadilan. Islam menuntut umatnya untuk menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk kezaliman. Allah berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Dia melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan kezaliman. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)
Keadilan harus ditegakkan, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan. Ramadhan mengajarkan nilai empati kepada kaum dhuafa dan fakir miskin, agar ketimpangan sosial dapat dikurangi.
Berjuang Menebar Kebaikan. Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk memperbanyak amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)
Menebar kebaikan bisa dilakukan dengan berbagi makanan berbuka, membantu sesama, hingga memberikan ilmu yang bermanfaat.
………
Dengan semangat Ramadhan, umat Islam berjuang melawan hawa nafsu, menghadapi tantangan zaman, serta menegakkan keadilan dan kebaikan. Dengan semangat perjuangan yang didasari keimanan, umat Islam dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan masyarakat yang lebih ideal. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)
