Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Allah SWT memuji masjid ini dan orang yang mendirikan sembahyang di dalamnya dari kalangan penduduk Quba’ sebagai orang yang ingin membersihkan diri.
Rasulullah SAW selalu pergi ke Masjid Quba’ setiap Sabtu dengan menaiki unta atau berjalan kaki. Terkadang juga Rasulullah SAW pergi ke masjid ini pada Senin dan Kamis.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ، مَاشِيًا وَرَاكِبًا فَيُصَلِّي فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ
Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian Beliau SAW shalat dua rekaat. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Sedangkan dalil yang berasal dari perkataan Rasulullah SAW adalah hadits yang diriwayatkan dari Sahl b. Hunaif RA
berkata, “Rasûlullâh SAW bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ، فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian datang ke Masjid Quba’, kemudian dia mendirikan shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah [HR. Ibnu Majah dan lainnya]
Sabda Rasulullah SAW dalam hadits di atas :
فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً
Kemudian dia mendirikan shalat
Kata shalat disini mencakup semua shalat fardu dan sunnah.
Itulah keutamaan Masjid Nabawi dan Masjid Quba’ yang dijelaskan dalam hadits-hadits Rasûlullâh SAW, Selain kedua masjid di kota Madinah di atas, tidak ada keterangan dalam hadits yang menunjukkan keutamaan tertentu dari masjid-masjid lain yang ada di kota Madinah.
Hadits diatas maksudnya bukan berarti kewajiban ibadah umrahnya telah tertunaikan jika seseorang menjalankan salat di Masjid Quba akan tetapi siapa yang salat di Masjid Quba maka dia mendapatkan pahala setara dengan pahala umrah. Mengenai pelaksanaannya, tidak ada ketentuan melakukan salat tertentu. Bisa melakukan salat tahiyatul masjid, salat dhuha atau salat-salat sunah lainnya.
PEMBANGUNAN MASJID QUBA
Ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah yang bertepatan pada Senin 8 Rabiul Awal atau 23 September 622 Masehi. Rasulullah membangunnya setelah tiba dari perjalanan hijrah dari Kota Makkah. Beliau sempat singgah di Quba’ bersama Bani ‘Amru bin Auf di rumah Kalthum bin Al-Hadm. Pada hari pertama kedatangan Rasulullah SAW di Quba’.
Masjid Quba’ berada di kawasan perkampungan yang dinamai Quba. Jarak dari Kota Madinah ke Masjid Quba’ sekitar 3 kilometer dari arah selatan. Nama Quba’ diambil dari nama sebuah telaga yang berada di tempat tersebut.
Setelah masjid berdiri, Rasulullah SAW menjadi imam ketika melaksanakan shalat berjamaah secara terbuka bersama para sahabat di Masjid Quba’ yang kiblatnya mengarah ke Masjid Al-Aqsha.
Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang bersegi empat dan berdinding di sekelilingnya.
Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat shalat yang bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah terdapat ruang terbuka yang biasa disebut sahn di mana di sana juga terdapat sebuah sumur tempat wudhu. Kebersihan masjid pun terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini. Sakarang renovasi masjid ini ditangani oleh keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Munawarah yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Luasnya diperkirakan mencapai 5.035 meter persegi pada masa sekarang.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Dari berbagai sumber
Badrah Uyuni

