Admin Oleh: Muhammad Baqir Rumi (Da’i Ikadi)
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58)
Menurut Abdullah bin Abbas RA. dalam menafsirkan “karunia Allah” (Fadhlilla) dengan agama Islam dan kata rahmatuhu dengan Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam surah al-Anbiya ayat 107,
وما أرسلنٰك إلا رحمة للعالمين
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” [Ad Durrul Mantsur karya Jalaluddin As Suyuthi]
Jadi yg dimaksud rahmat di situ adalah Nabi Muhammad sebagaimana munasabah antara ayat pertama dan kedua yang berbunyi:
الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ
اَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا اَنْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى رَجُلٍ مِّنْهُمْ اَنْ اَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ الْكٰفِرُوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ مُّبِيْنٌ
Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang penuh hikmah. Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberi wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka, “Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan.” Orang-orang kafir berkata, “Orang ini (Muhammad) benar-benar pesihir.” (QS. Yunus: 1-2)
Dan surat Yunus ayat 58 ini sering dijadikan salah satu dasar oleh ulama kita tentang bolehnya memperingati dan bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, di antaranya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki, khususnya jika memasuki bulan Rabi’ul Awwal, ulama mengajarkan kepada kita supaya menyambutnya dengan perasaan suka cita dan gembira dengan berbagai macam perayaan maulid.
Wallahu a’lam
