Hayat Abdul Latief
Dalam ibadah haji ada aktifitas Ihram, mabit di Mina, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, jamroh, tahallul, hadyu, thawaf, dan sai.
Pesan Haji
Manusia sama di hadapan Allah SWT. Pejabat-rakyat, miskin-kaya, atau apapun status sosialnya tidak membuat mulia di hadapan-Nya. Yang paling mulia yang paling bertaqwa. Pesan yang terkandung di dalam ihram menanggalkan kebanggaan status sosial di antara sesama. Semuanya sebagai amanat dan sarana memberikan kemudahan dalam pelayanan. Melepas pakaian kebanggaan status sosial, fanatisme kesukuan, dan bendera golongan untuk melebur ke dalam indahnya persatuan kemanusiaan dan luasnya cakrawala Islam adalah di antara makna yang tersirat dalam ihram. (makna ihram).
Manusia kecil di hadapan Allah. Ketika dikumpulkan di mahsyar yang luas, seluruh manusia tertunduk hina di hadapan kebesaran-Nya. Para raja-penguasa dunia sekalipun demikian halnya. Pesan yang terkandung dalam wukuf di Arafah memperbanyak sujud merendahkan diri dalam keluasan rahmat-Nya. Kita bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. (makna wukuf di Arafah).
Nafsu yang tak terkendali menjerumuskan manusia pada lembah kehinaan dan jurang kehancuran. Kita tidak bisa mengusir syetan selagi masih memperturutkan nafsu. Tugas kita bukan meniadakan nafsu, karena ia selalu bersama manusia selama masih hidup di dunia, tapi mengendalikan dan digiring menjadi nafsu muthmainnah. Sabda kanjeng Nabi Muhammad, “Tidak beriman seorang dari kalian, sehingga hawa (kemaua)nya mengikuti (agama) yang aku bawa.” (makna jamroh).
Manusia dalam hal kebutuhan biologis tidak beda dengan binatang. musuh utama manusia selain syetan, juga nafsunya. Syetan itu lemah tapi cerdik, sedangkan nafsu bodoh tapi kuat. Karakter rakus, buas, culas dan menghalalkan segala cara melekat pada binatang. Manusia yang memiliki sifat buruk di atas akan lebih hina dan rendah derajatnya dari binatang. Menyembelih kambing, sapi dan unta dalam berqurban atau hadyu, hikmahnya selain peduli terhadap orang di sekeliling kita juga ada perintah untuk ‘menyembelih’ karakter buruk binatang yang membonceng kepada nafsu dan disetir makhluk terkutuk. Mujahadatun nafsi artinya kita harus menang terhadap nafsu dan mengendalikanya bukan malah kita yang dikendalikan. (Makna hadyu)
Aktifitas dan kesibukan manusia bermacam-macam. Bekerja juga dicatat ibadah selagi tidak melalaikan ibadah fardhu ain. Dalam surat Annur, Allah SWT memuji pelaku bisnis atau pekerja yang perniagaan dan kesibukanya tidak melalaikan dari dzikrullah, sholat dan berbagi antar sesama. Dalam puisi Taufik Ismail disebutkan : Mencari rezeki – Mencari ilmu – mengukur jalanan seharian – begitu terdengar suara adzan – kembali tersungkur hamba. Thawaf maksudnya menjadikan Allah SWT sebagai titik tolak (beranjak) dan titik kembali. (Makna thawaf)
“Janganlah kalian masuk dari satu pintu. Masuklah dari berbagai pintu.” Itulah pesan nabi Ya’kub kepada anak-anaknya agar tidak putus asa dalam mencari informasi valid tentang keberadaan nabi Yusuf yang menjadi ‘orang besar’ dalam pemerintahan Mesir saat itu. Demikian juga ibunda Hajar tidak putus asa, gigih dan tangguh berusaha mencari air agar bayi Ismail tidak mati kehausan. Pertolongan Allah akan bersama orang yang berjuang di jalan-Nya. Firman-Nya, “Dan orang-orang yang berjuang dalam (jalan) Kami, Kami akan beri petunjuk menuju jalan-jalan Kami.” (Makna sa’i).
Walhasil, orang berhaji juga yang mau haji seyogyanya tidak terjebak dalam fanatisme kurungan yang sempit, selalu merasa kecil di hadapan Allah dan tidak sombong kepada manusia, pandai mengendalikan dan memempin nafsu kepada Islam, saling berbagi dan menyembelih karakter buruk binatang, menjadikan Allah sebagai titik berangkat dan titik kembali dan gigih serta tidak putus asa terhadap rahmat Allah.
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا زِيَارَۃَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ مَسْجِدِ النَّبِی وَ قَبْرِهِ ﷺ حَجَّۃً اَوْ عُمْرۃً بِرَحْمّتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَمِيْن
Ya Allah berikanlah kami kesempatan mengunjungi masjidil haram, masjid nabawi dan ziyarah kubur beliau, haji atau umrah ya Arhamar Rahimiin Aamiin!
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
*(Penulis adalah Khadim Korp Da’i An-Nashihah dan Mahasiswa S2 Zawiyah Jakarta)*