Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Berkaitan dengan perintah berbusana, Allah SWT berfirman:

 

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

 

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

 

Menurut kalangan ahli tafsir, sebab turunnya ayat itu berkaitan dengan kebiasaan orang-orang Arab dulu yang bertawaf mengelilingi Ka’bah dalam keadaan tidak memakai pakaian (telanjang), baik laki-laki maupun perempuan. Perbuatan telanjang seperti ini banyak terjadi pada bangsa-bangsa lain.

 

Mengutip VIVAnews Jumat, 30 November 2012 – 00:36 WIB: Banyak cara yang dilakukan selebriti dunia untuk melakukan aksi protes terhadap orang-orang yang memanfaatkan bulu binatang untuk fashion. Salah satunya adalah bergabung dengan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA). Para seleb ini pun rela menanggalkan pakaian untuk kampanye peduli binatang.

 

Mengapa selebriti dunia untuk melakukan aksi protes dengan cara ‘telanjang’? Apakah harus meniru binatang? Sepertinya mereka menjatuhkan martabat dirinya sebagai manusia. Allah subhanahu wa taala berfirman,

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿ ٤﴾ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿ ٥﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ﴿ ٦﴾

 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tin: 4-6)

 

Busana Dzahir dan Busana Maknawi

 

Ada dua macam busana; busana dzahir dan busana maknawi. Allah subhanahu wa taala berfirman,

 

يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

 

“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (QS. Al-A’raf: 26)

 

Kita simak penjelasan ayat tersebut: Allah menyampaikan kepada seluruh manusia agar memperhatikan penutupan aurat, bertakwa kepada Allah dengan menjalankan ketaatan, dan memperingatkan mereka dari godaan-godaan setan yang selalu memerangi sifat-sifat mulia dan hukum-hukum Allah. Maka Allah menegaskan bahwa dia telah menurunkan pakaian untuk menutupi aurat dan pakaian untuk berhias, dan dua jenis pakaian ini baik untuk digunakan; akan tetapi pakaian maknawi bagi hati lebih utama dan lebih tinggi derajatnya – yaitu ketakwaan yang dapat memperbaiki hati dengan menjalankan ketaatan kepada Allah-; ia adalah pakaian terbaik bagi seorang mukmin, karena ia akan memperbaiki dan melindungi seluruh tubuh (Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah)

 

Berbusana Tapi Telanjang

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

 

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: 1. Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan 2. para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

 

Selain menutup aurat, busana yang kita pakai harus suci dari najis, apalagi ketika ibadah menghadap Allah subhanahu wa taala. Allah subhanahu wa taala berfirman,

 

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

 

Dan pakaianmu bersihkanlah,” (QS. Al-Muddatstsir: 4)

 

Komentar Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili: Sucikan pakaianmu dari berbagai najis, dan sucikan batinmu dari berbagai penyakit hati (Tafsir Al-Wajiz)

 

Kenapa Allah menyuruh kita mensucikan pakaian dari berbagai najis, dan mensucikan batin dari berbagai penyakit hati. Firman-Nya,

 

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

 

“Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

 

Rasulullah Meneropong Masa Depan

 

Telanjang merupakan ungkapan sebagai gambaran masyarakat Arab miskin yang sekarang berlomba-lomba dalam meninggikan gedung-gedung pencakar langit. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,

 

وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ.

 

“Dan engkau menyaksikan orang yang tidak memakai sandal, telanjang (dada) lagi miskin yang mengembala domba, berlomba-lomba membuat membuat bangunan yang tinggi.” (HR. Muslim)

 

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma bertanya:

 

يَا رَسُـولَ اللهِ، وَمَنْ أَصْحَابُ الشَّاءِ وَالْحُفَاةُ الْجِيَـاعُ الْعَالَةُ قَالَ: اَلْعَرَبُ.

 

“Wahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala, orang yang tidak memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Beliau menjawab, “Orang Arab.” (HR. Ahmad)

 

Bernarlah apa yang beliau kabarkan tentang sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang; Gurun yang kosong telah berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit. Orang yang hidup di masa sekarang menyaksikan orang-orang miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan. Burj Dubai atau yang dikenal Burj Khalifa, Merupakan bangunan tertinggi di dunia. Hal itu telah terjadi dan kita telah menjadi saksinya.

 

Faedah:

 

Satu, aksi ‘telanjang’ meniru meniru binatang oleh beberapa oknum berarti menjatuhkan martabat dirinya sebagai manusia.

 

Dua, pakaian dzahir untuk menutupi aurat dan pakaian untuk berhias sedangkan pakaian maknawi (ketakwaan) dapat memperbaiki hati dengan menjalankan ketaatan kepada Allah.

 

Tiga, selain menutup aurat, busana yang kita pakai harus suci dari najis, apalagi ketika ibadah menghadap Allah subhanahu wa taala

 

Empat, telanjang merupakan ungkapan Hadits sebagai gambaran masyarakat Arab miskin yang sekarang berlomba-lomba dalam meninggikan gedung-gedung pencakar langit dan sudah terbukti. Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *