Oleh: Hayat Abdul Latief
Berbeda dengan membersihkan mulut dan gigi secara konvensional yang memerlukan sikat gigi dan pasta gigi, bersiwak cukup dengan batang pohon tertentu yang di dalamnya mengandung unsur-unsur yang ada dalam pasta gigi bahkan menurut uji klinis lebih dahsyat daripada pasta gigi. Siwak atau miswak berasal dari ranting atau batang dari pohon Arak (Persica Savadora) yang yang digunakan sebagai sikat gigi tanpa harus dilengkapi dengan pasta gigi atau odol.
Siwak dinilai banyak pihak bahkan oleh dokter melalui uji laboratorium lebih baik karena tidak mengandung bahan kimia seperti yang ada di dalam pasta gigi. Kaum muslimin jazirah Arab dan lainnya masih melestarikan sunnah Nabawiyah ini. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya Islam yang kental, yang dalam ajarannya dianjurkan untuk membersihkan gigi dengan siwak ketimbang dengan sikat gigi dan odol.
Sebelum Ilmu Kedokteran maju, Islam jauh-jauh hari sudah menegaskan pentingnya menjaga kebersihan gigi (mulut) yang tertuang dalam hadist dan kitab-kitab karya ulama terdahulu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberikan tuntutan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut. Bahkan, Rasulullah membersihkan giginya hampir di setiap awal aktivitas, sholat, dan sampai mau tidur.
Bersiwak merupakan Sunnah Muakkadah, dinjurkan menggunakannya setiap saat.
1. Ketika berwudhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
“Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu” (HR. Al-Bukhari)
2. Ketika hendak shalat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap hendak menunaikan shalat.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
3. Ketika membaca Al-Quran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ خَلْفَهُ ، فَتَسَمَّعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ ، إِلاَّ صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ ، فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ
“Sesungguhnya jika seorang hamba bersiwak, kemudian melakukan shalat, maka ada seorang malaikat yang berdiri di belakangnya untuk mendengarkan bacaannya. Malaikat itu akan mendekat kepadanya hingga meletakkan mulutnya pada mulut orang tersebut. Dan tidaklah keluar dari mulut orang tersebut berupa bacaan Al-Qur‘an kecuali akan masuk ke dalam perut malaikat, maka bersihkanlah mulut kalian bila hendak membaca al-Qur‘an.” (HR. Al-Bazzar, hasan)
4. Ketika bangun shalat malam. Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bila terbangun hendak shalat malam, beliau biasa bersiwak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Saat masuk rumah. Dari Al Miqdam bin Syuraih dari ayahnya:
سَأَلْتُ عَائِشَةَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ.
“Aku bertanya pada Aisyah, ‘Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika mulai memasuki rumah beliau?’ Aisyah menjawab, ‘Bersiwak.’ ” (HR. Muslim)
6. Saat bangun tidur siang hari ataupun malam hari. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata (yang artinya), “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur pada malam hari atau siang hari kemudian beliau bangun melainkan beliau pasti gosok gigi terlebih dahulu sebelum berwudhu” (HR. Abu Dawud, Shahih Abu Dawud I/14 no. 51).
7. Saat bau mulut berubah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Bersiwak membuat mulut bersih dan mendatangkan ridha Allah” (HR. An Nasa-i dan Ahmad, shahih dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Langkah-langkah menggunakan siwak:
1. Potong dan kupas ujung siwak.
2. Kunyah ujung siwak yang telah dikupas sampai serat batangnya terbuka dan
membentuk bulu.
3. Bila sudah lunak dan membentuk bulu-bulu sikat, segera rendam siwak dalam
air.
4. Bersihkan gigi dengan bagian siwak yang sudah berbentuk bulu tersebut.
Mudzakarah adab bersiwak Jama’ah Dakwah:
1. Siwak menyucikan mulut, membuat Allah subhanahu Wa ta’ala ridho kepada kita, mewangikan mulut dan mencerahkan pandangan. (HR. Thabrani dan Baihaqi).
2. Siwak adalah obat. (HR. Baihaqi)
3. Siwak menfasihkan bicara. (HR. Ibnu `Adi)
4. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa digunakan untuk menggosok gigi.
5. Panjang siwak adalah sejengkal.
6. Memakai siwak disunnahkan setiap kali wudhu, bangun tidur, sebelum tidur, sesudah makan, sebelum makan, akan masuk rumah dan membaca Al-Qur an (HR. Ibnu Majah)
7. Memulai bersiwak dengan membaca Basmalah (HR. Ibnu Majah)
8. Membaca do`a bersiwak:
اَللَّهُـمَّ طَهِّرْ فَمِى وَنَوِّرْ قَلْبِى وَطَهِّرْ بَدَنِى وَحَرِّمْ جَسَدِى عَلَى النَّـَارِ
“ Ya Allah sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, bersihkanlah badanku dan haram-
kanlah tubuhku dari api neraka.”
9. Miswak (kayu Siwak) hendaknya tidak terlalu keras tidak terlalu lembut.
10. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu siwak hendaklah dicuci, jika tidak maka syetan akan memakainya. (HR. Ibnu Majah)
11. Siwak hendaklah disimpan berdiri/tegak dan jangan diletakkan di atas tanah.
12. Jika miswak itu kering sebaiknya direndam dalam air terlebih dahulu.
13. Dianjurkan agar tidak menggunakan miswak pada kedua ujungnya.
14. Niat bersiwak, “Ya Allah aku bersiwak untuk membersihkan mulutku agar aku bisa mempergunakannya untuk berdzikir, membaca Al-Qur an dan membesarkan Nama-Mu.
15. Jika memang tidak ada kayu siwak, maka dibolehkan menggunakan ujung jari. (HR. Abu Na`im)
Faedah:
Satu, Siwak berasal dari ranting pohon Arak (Persica Savadora).
Dua, Islam jauh-jauh hari sudah menegaskan pentingnya menjaga kebersihan murid dan gigi.
Tiga, perintah menggunakan siwak merupakan sunnah muakkadah. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An-Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)