Oleh: Hayat Abdul Latief
Al-Qur’an menyebutkan;
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi….” (QS. An-Nur: 35)
Menurut beberapa tafsir, secara maknawi cahaya Allah itu Al-Qur’an, syariat Islam, iman dan ma’rifah yang ada di dalam hati para rasul dan orang-orang beriman. Sekiranya tidak ada cahaya Allah, niscaya manusia diliputi kegelapan-kegelapan yang bertumpuk-tumpuk.
Orang yang tidak mendapatkan cahaya Allah pasti diliputi kegelapan. Firman-Nya;
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَعْمَٰلُهُمْ كَسَرَابٍۭ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ ٱلظَّمْـَٔانُ مَآءً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَهُۥ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُۥ فَوَفَّىٰهُ حِسَابَهُۥ ۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ أَوْ كَظُلُمَٰتٍ فِى بَحْرٍ لُّجِّىٍّ يَغْشَىٰهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَآ أَخْرَجَ يَدَهُۥ لَمْ يَكَدْ يَرَىٰهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورًا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. An-Nur: 39-40)
Mereka Memadamkan Cahaya Allah
Al-Qur’an menyebutkan,
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (Ash-Shaff: 8)
Penjelasan: Allah gambarkan bahwa orang-orang Bani Isra`il ingin mencela Nabi Muhammad dengan lisan-lisan mereka, begitu pula orang-orang musyrikin juga ingin mencela Nabi Muhammad dan kita juga melihat betapa banyak orang-orang Nasrani maupun Yahudi melakukan untuk mencela Nabi Muhammad baik dengan cara membuat film-film atau karikatur dan semacamnya, namun hal tersebut tidaklah berpengaruh apa-apa terhadap Nabi Muhammad. Usaha mereka sia-sia, Allah katakan:
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُوْرِهِ
“Dan Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya”
Bahkan yang terjadi kita saksiskan bahwa orang-orang di negeri kafir berbondong-bondong masuk Islam terus-menerus, setiap hari banyak yang masuk ke dalam Islam. Sebaliknya orang yang murtad dari Islam sangatlah sedikit kecuali segelintir kecil di negeri kita (Indonesia) namun jika kita pergi ke negeri-negeri kafir, maka akan kita saksikan bahwa orang-orang kafir masuk Islam dengan berbondong-bondong, bisa kita saksikan di dunia nyata maupun sosial media, mereka masuk Islam dengan berbagai sebab. Sungguh luar biasa dan ini merupakan bukti bahwa Allah menyempurnakan cahaya-Nya. Sebagian ulama ada yang menyatakan bahwa dalam ayat ini seolah Allah ingin mengejek orang-orang kafir dan mengumpamakan cahaya-Nya bagaikan cahaya matahari kemudian orang-orang kafir tersebut berusaha memadamkan matahari dengan lisan-lisan mereka, maka itu sesuatu yang mustahil dan tidak mungkin terjadi, usaha dari mulut tidak akan sampai ke matahari dan cahaya Allah terus bertambah dan bertambah hingga hari kiamat kelak.
Kemudian Allah menutup firman-Nya:
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“…walaupun orang-orang kafir membencinya”.(QS Ash-Shaf:8)
Ini merupakan dalil bahwasanya tersebarnya Islam membuat orang-orang kafir menjadi jengkel, tersebarnya cahaya Allah membuat mereka benci. Maka jangan kita menduga bahwa tidak ada orang yang tidak suka dengan penyebaran Islam namun tetap kita harus terus berdakwah agar cahaya Allah menyebar di muka bumi.
Bentuk-bentuk Memadamkan Cahaya Allah:
1. Salman Rushdie penulis novel ‘Ayat-Ayat Setan’
Novel keempat Rushdie yang berjudul Ayat-Ayat Setan atau The Satanic Verses, mendapat sambutan yang berbeda. Beberapa petualangan dalam buku ini menggambarkan seorang tokoh yang dimodelkan pada Nabi Muhammad dan menggambarkan dirinya dan transkripsi Al-Qur’an dengan cara yang kontroversial sehingga menuai kritik dari para pemimpin komunitas Muslim di Inggris. Umat Islam mengecam novel itu sebagai bentuk dari penistaan agama. Demonstrasi publik menentang buku tersebut menyebar ke Pakistan pada Januari 1989. Pada 14 Februari pemimpin spiritual revolusioner Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, secara terbuka mengutuk buku tersebut dan mengeluarkan fatwa (pendapat hukum) terhadap Rushdie. Khomeini bahkan berjanji akan memberi hadiah kepada siapa saja yang akan mengeksekusi Rushdie.
Gara-gara hal itu, Salman Rushdie bersembunyi di bawah perlindungan Scotland Yard. Walaupun terkadang muncul secara tak terduga, dan terkadang di negara lain, dia terpaksa membatasi pergerakannya. Mengutip Aljazeera, Sabtu (13/8/2022), polisi setempat mengonfirmasi bahwa Rushdie ditikam setidaknya sekali di leher, dan setidaknya sekali di perut. Polisi mengidentifikasi tersangka pada Jumat malam sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey. Kondisi Salman Rushdie sekarang buta satu mata dan salah satu tangannya lumpuh setelah ditikam di atas panggung acara sastra di barat New York pada Agustus 2022. Salman Rushdie ditikam di leher dan dada tepat sebelum penulis novel Ayat-ayat Setan tersebut memberikan kuliah di Chautauqua Institution lebih dari dua bulan.
2. Jyllands-Posten
Kontroversi mengenai kartun Nabi Muhammad pertama dimulai setelah dua belas kartun Nabi Muhammad, nabi terakhir dalam agama Islam, diterbitkan di surat kabar Jyllands-Posten; 30 September 2005. Jyllands Posten adalah surat kabar terbesar di Denmark. Meskipun Jyllands-Posten mengatakan penerbitan gambar-gambar ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa kebebasan berbicara berlaku bagi siapapun, sebagian orang (baik Muslim dan non-Muslim) menganggap gambar-gambar tersebut adalah penghinaan terhadap Islam dan menunjukan Islamofobia di Denmark.
3. Penista Agama Saepudin Ibrahim ‘Salman Rushdie Indonesia’.
Pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyandang status sebagai tersangka penistaan agama tak hentinya membuat kontroversi. Residivis kasus yang sama itu pun terus bersuara membuat publik marah. Pendeta yang kini berada di Amerika Serikat dan tidak berani pulang ke Indonesia itu membut konten yang menyerang umat Islam dan pemerintah. Dia menyebut jika pulang ke Tanah Air, maka nasibnya akan tamat karena hukum di Indonesia yang disebut tidak adil.
Pendeta Saifuddin Ibrahim yang menyandang status sebagai tersangka penistaan agama tak hentinya membuat kontroversi. Residivis kasus yang sama itu pun terus bersuara membuat publik marah. Pendeta yang kini berada di Amerika Serikat dan tidak berani pulang ke Indonesia itu membut konten yang menyerang umat Islam dan pemerintah. Dia menyebut jika pulang ke Tanah Air, maka nasibnya akan tamat karena hukum di Indonesia yang disebut tidak adil.
4. Runtuhnya WTCe
Ketika kepanikan mengguncang warga kota karena dua serangan atas Twin Towers World Trade Centre (WTC), komunitas Muslim mulai menjadi sasaran kemarahan warga setempat. Saat itu telah tersiar kabar kelompok ekstremis al-Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan paling mengerikan dalam sejarah Amerika Serikat dan dunia. Dua pesawat menabrakkan Gedung Twin Towers World Trade Centre New York. North Tower yang pertama ditabrak pada 08:46 waktu setempat dan South Tower pada pukul 09:03. Serangan di dua gedung ini menewaskan lebih dari 2.600 orang. Sejak saat itu, bermunculan persepsi tentang Islam yang salah. Islam dan Muslim dikaitkan dengan kekerasan.
5. Islamofobia
Islamofobia adalah pandangan dan sikap yang mengandung prasangka, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan orang-orang Islam. Istilah ini sudah lama berkembang awalnya di Barat dan dalam era mutakhir menguat menjadi pandangan global setelah tragedi serangan teroris 11 September 2001.
Allah SWT Menyempurnakan Cahaya-Nya
Meski demikian Allah berjanji akan selalu menyempurnakan Cahaya-Nya. Adanya Islamophia dan penistaan agama terhadap Islam seperti penistaan terhadap Allah, Nabi Muhammad dan Al-Qur’an yang disebutkan di atas membuat orang-orang yang berakal penasaran terhadap Islam, Al-Qur’an dan kepribadian Nabi Muhammad yang pada akhirnya gelombang masuk Islam secara besar-besaran terjadi di sana dan tidak bisa dibendung. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)