Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Melansir dari NU.or.id bahwa berdirinya NU merupakan rangkaian panjang dari sejumlah perjuangan. Karena berdirinya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial-masyarakat. Nahdatul Ulama atau yang disingkat dengan NU menurut penanggalan Hijriah pada tahun 2023 berusia 100 tahun atau satu abad. Organisasi ini berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 M.

 

NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sejak awal pendiriannya, NU dari waktu ke waktu berkontribusi besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, dan kini para anggotanya terlibat aktif dalam pembangunan di berbagai bidang. NU berkembang pesat dan sangat terjaga. Kini, NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingan dengan berbagai kelompok Islam lainnya.

 

Pembentukan NU merupakan upaya pengorganisasian peran para ulama, dan pesantren yang sudah ada sebelumnya. Agar wilayah kerja keulamaan lebih ditingkatkan, dikembangkan dan diluaskan jangkauannya.

 

NU menilai tidak semua tradisi buruk, usang, tidak mempunyai relevansi kekinian bahkan tidak jarang tradisi bisa memberikan inspirasi bagi munculnya modernisasi Islam. Para ulama umumnya telah memiliki jemaah (komunitas warga yang menjadi kelompoknya) dengan ikatan hubungan yang akrab, yang terbentuk dalam pola hubungan kyai-santri, terutama pada masyarakat di lingkungan pondok pesantren.

 

Pola hubungan tersebut mempunyai kesinambungan dengan pola dakwah Nahdlatul Ulama’ yang mengambil wilayah dakwah kultural. Ini menyebabkan arah dan perjuangan dakwah Nahdlatul ulama’ tidak bisa dilepaskan dari proses dan perkembangan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat.

 

NU dan Muhammadiyah

 

Melansir dari Merdeka.com, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi dakwah yang sangat populer di Indonesia. NU dikenal dengan toleransinya terhadap tradisi-tradisi yang ada di Indonesia, sementara Muhammadiyah dikenal dengan istilah pemurnian Islam dan gebrakannya dalam dunia pendidikan. Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia. Hal ini dipandang dari segi jumlah anggotanya yang sangat besar, dan banyak cabang-cabang organisasi Muhammadiyah maupun NU yang tersebar di seluruh penjuru negara ini.

 

Keduanya mempunyai peran penting dalam kehidupan politik serta proses demokratisasi pada era Reformasi di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kebijakan yang ditetapkan oleh keduanya dan memengaruhi kondisi masyarakat muslim di negara ini.

 

Ashabul Kahfi

 

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa AS. Pada masa itu, mereka hidup di tengah banyaknya kezaliman dan juga di tengah masyarakat penyembah berhala. Mereka menentang perintah raja untuk menyembah berhala, sehingga akhirnya mereka dipanggil dan dipaksa untuk mengikuti perintah raja. Meski begitu, para Ashabul Kahfi tetap menolak hingga akhirnya mereka dikejar oleh suruhan raja untuk dibunuh. Untungnya, Ashabul Kahfi berhasil melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gua.

 

Allah SWT menjelaskannya pada ayat ke-10 Surat Al-Kahfi sebagai berikut:

 

إِذ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

 

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’,” (QS Al-Kahfi: 10)

 

Meski dalam keadaan terdesak, Ashabul Kahfi membuktikan bahwa mereka adalah hamba Allah SWT yang betul-betul memiliki iman yang kuat. Di gua tersebut, mereka memohon agar diberikan perlindungan dari Allah SWT. Berkat doa yang dipanjatkan, Allah SWT kemudian menyelamatkan mereka. Allah SWT membuat Ashabul Kahfi tertidur dan tidak mendengar apa-apa. Mereka terus berada dalam kondisi tertidur dalam waktu ratusan tahun.

 

Ibnu Katsir dalam ‘Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim menyebut bahwa Allah SWT membuat Ashabul Kahfi tidur selama 309 tahun, untuk menunjukkan lamanya mereka tidur dalam gua. Mereka mulai tidur di zaman pemerintahan Raja Diqyanus, dan baru bangun setelah beberapa generasi raja berganti. Setelah ratusan tahun, mereka pun dibangunkan oleh Allah SWT. Dan masyarakat beserta raja saat Ashabul Kahfi bangun sudah beriman kepada Allah SWT. Firman-Nya,

 

ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا

 

“Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) untuk Kami menguji siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu),” (QS Al-Kahfi: 12)

 

…..

 

NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M. Menurut perhitungan penanggalan Masehi, satu abad NU adalah 31 Januari 2026 M alias 3 tahun lagi. 31 Januari 1926 M bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1344 H, artinya menurut perhitungan penanggalan Hijriyah memang NU sudah satu abad pada tahun 1444 H. Dari sini kita dapat simpulkan bahwa setiap 1 abad menurut perhitungan penanggalan Masehi sama dengan 1 abad lebih 3 tahun menurut perhitungan penanggalan Hijriyah.

 

Maka benarlah firman Allah SWT,

 

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

 

“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.” (QS. Al-Kahfi: 25)

 

Mengapa di dalam ayat tersebut Al-Qur’an tidak mengatakan Ashabul Kahfi tidur 300 tahun saja, tapi ditambahkan dengan kalimat وَازْدَادُوا تِسْعًا (dan mereka menambahkan hitungan 9 tahun). Penjelasannya, memang benar Ashabul Kahfi tidur selama 300 tahun (3 abad) menurut perhitungan penanggalan Masehi. Namun menurut perhitungan penanggalan Hijriyah, Ashabul Kahfi tidur selama 309 tahun (3 abad lebih 9 tahun). Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *