Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Sejatinya dunia ini temporer, akan rusak dan tidak kekal. Allah SWT memberikan kabar dalam beberapa ayat Al-Qur’an, bahwasanya dunia, kesenangan sesaat – kenikmatannya tidak abadi dan cepat hilang. Firman-Nya;

 

…وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

 

…Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’d: 26)

 

Allah SWT menciptakan bumi ini untuk memenuhi kebutuhan manusia. Firman-Nya;

 

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا….

 

“Dialah yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu….” (QS. Al-Baqarah: 29)

 

Jelasnya, dunia ini diciptakan untuk manusia. Sedangkan manusia diciptakan untuk kehidupan akhirat. Perhatikan nash berikut;

 

لِيَتَزَوّدِ الْعَبْدُ مِنْ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَ مِنْ حَيَاتِهِ لِمَوْتِهِ وَ مِنْ شَبَابِهِ لِهَرَمِهِ فَإِنَّ الدُّنْيَا خُلِقَتْ لَكُمْ وَ أَنْتُمْ خُلِقْتُمْ لِلآخِرَة

 

”Hendaknya seorang hamba berbekal dari dunianya untuk kehidupan di akhirat, dari hidup untuk matinya, dan dari masa mudanya untuk masa tuanya sesungguhnya dunia ini diciptakan untuk kalian dan kalian diciptakan untuk akhirat.” (Tanbih al-Khawathir jilid 1 hal.131)

 

Banyak yang mengatakan nash tersebut bukanlah hadits, namun maknanya bisa diterima karena tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits Nabawi.

 

Dunia: Penjara bagi Mu’min

 

Dunia adalah tempat ujian yang mana seorang mukmin harus bersabar atas cobaan dan musibah – mengekang syahwatnya dengan tujuan mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

 

الدُّنْيا سِجْنُ المُؤْمِنِ، وجَنَّةُ الكافِرِ

 

“Dunia adalah penjara orang beriman dan surga orang kafir.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu)

 

Penjelasan:

 

Pada hakikatnya, setiap mu’min di dunia ini terpenjara – dalam arti terhalang untuk melampiaskan syahwatnya yang terlarang, mengurung dirinya dari memperturutkan hawa nafsu dan membiasakan diri untuk melakukan ketaatan meskipun berat serta menahan diri terhadap sesuatu yang dilarang oleh Islam.

 

Imanlah yang menghalanginya untuk melakukan sesuatu yang menabrak peraturan agama Islam. Meski demikian seorang mukmin ketika meninggal dunia maka akan mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Allah untuknya berupa kenikmatan yang kekal dan kesenangan yang abadi.

 

Lain halnya dengan orang kafir tentu tidak memiliki ikatan-ikatan iman, sehingga dengan mudah melampiaskan nafsu dan melakukan perbuatan dosa. Namun malangnya, ketika meninggal dunia tempat kembalinya adalah azab yang pedih dan kesengsaraan yang tiada berkesudahan.

 

Faedah:

 

Satu, sejatinya dunia ini temporer, akan rusak dan tidak kekal.

 

Dua, dunia diciptakan untuk manusia sedangkan manusia diciptakan untuk akhirat.

 

Tiga, satu sisi dunia penjara bagi seorang mu’min dan di sisi lain menjadi surga bagi orang kafir.

 

Empat, imanlah yang menghalangi mu’min untuk melakukan sesuatu yang menabrak peraturan agama Islam.

 

Lima, orang kafir tidak memiliki ikatan-ikatan iman, sehingga dengan mudah melampiaskan nafsu dan melakukan perbuatan dosa. Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *