Manusia Tercipta dari Tanah dan Manusia Pertama adalah Nabi Adam AS

Oleh: Hayat Abdul Latief

Berkaitan dengan teori evolusi Darwin, setidaknya ada dua kubu yang saling bertentangan:

Kubu 1, Agamawan yang menolak terhadap teori evolusi. Kaum Agamawan menolak teori evolusi karena dianggap bertentangan dengan narasi kitab suci, termasuk kisah penciptaan Nabi Adam. Mereka percaya bahwa Nabi Adam adalah manusia diciptakan langsung oleh Tuhan, tanpa melalui proses evolusi – Nabi Adam adalah manusia pertama secara biologis dan spiritual.

Kubu 2, Pendukung teori evolusi yang menolak keberadaan Nabi Adam. Kelompok ini biasanya terdiri dari mereka yang memandang evolusi dari sudut pandang materialistis atau ateis. Mereka percaya bahwa kehidupan, termasuk manusia, adalah hasil proses alamiah yang sepenuhnya terjadi tanpa campur tangan Tuhan. Mereka cenderung menafsirkan teori evolusi sebagai bukti bahwa kehidupan tidak memerlukan pencipta atau dimensi spiritual. Pendukung teori ini mengkampanyekan materialisme dan ateisme. Wal’iyadz billah (Kita berlindung kepada Allah SWT dari keburukan pendukung teori ini).

…..

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tubuh manusia dan tanah memiliki komposisi kimiawi yang sama. Unsur-unsur dalam tubuh manusia seperti karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan kalsium berasal dari sumber yang sama, yaitu bahan-bahan alami yang ada di bumi. Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, sangat sesuai dengan temuan ilmiah.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍۢ مِّن طِينٍ

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.” (QS Al-Mu’minun 12)

ٱلَّذِىٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَـٰنِ مِن طِينٍ

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS As-Sajdah: 7)

Dalam Islam, manusia pertama adalah Nabi Adam AS, yang diciptakan langsung oleh Allah dan merupakan leluhur seluruh umat manusia.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'” (QS Al-Baqarah: 30)

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن صَلۡصَـٰلٍۢ مِّنۡ حَمَإٍۢ مَّسۡنُونٍ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS Al-Hijr: 26)

Hadits tentang penciptaan Nabi Adam dari tanah: Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ، فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ، جَاءَ مِنْهُمُ الْأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ، وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ، وَالْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ

“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil-Nya dari seluruh bumi. Maka datanglah anak cucu Adam sesuai dengan sifat tanah itu. Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan antara keduanya; ada yang bersifat lembut dan keras, ada yang buruk dan baik.” (HR. Abu Dawud no. 4693, Tirmidzi no. 2955, dan Ahmad no. 17605. Hadis ini hasan shahih)

…….

Dalam ajaran Islam, Nabi Adam AS diyakini sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Keyakinan ini berdasarkan Al-Qur’an dan hadits, seperti yang disebutkan, bahwa Allah menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi. Adam diciptakan dari tanah liat, diberi ruh, dan diberi keistimewaan berupa ilmu pengetahuan.

Selain itu, Nabi Adam tidak hanya disebut sebagai manusia pertama, tetapi juga sebagai nabi pertama yang menerima wahyu dari Allah. Ia juga menjadi leluhur dari seluruh umat manusia, bersama istrinya, Hawa.

Dalam perspektif ini, manusia pertama adalah sosok yang sudah sempurna secara fisik, mental, dan spiritual, berbeda dengan makhluk lain yang mungkin menyerupai manusia tetapi tidak memiliki ruh dan akal seperti manusia sejati. Wallahu a’lam.

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *