Rukhshah Duduk dan Keluar dari Masjid Tanpa Shalat Tahiyat Masjid
Oleh: Hayat Abdul Latief
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119)
Ayat ini turun setelah kisah taubat Ka’ab dan dua sahabatnya diterima. Ini menjadi bukti bahwa kejujuran dan niat yang lurus lebih utama daripada pencitraan lahiriah.
…………
Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat yang tidak ikut serta dalam Perang Tabuk tanpa uzur syar’i. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari Tabuk, Ka’ab datang ke masjid untuk menyampaikan kejujurannya. Dalam hadis disebutkan:
عن عبد الله بن كعب، وكان قائد كعب من بنيه حين عمي، قال: سمعت كعب بن مالك، يحدث بحديثه حين تخلف عن رسول الله صلى الله عليه وسلم في غزوة تبوك… قال: فلما بلغني أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد توجه قافلا من تبوك، حضرني بثي فطفقت أتذكر الكذب وأقول: بم أخرج من سخطه غدا؟ وأستعين على ذلك بكل ذي رأي من أهلي، فلما قيل إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد أظل قادما زاح عني الباطل حتى علمت أني لم أنج منه بشيء أبدا، فأجمعت صدقه، وأصبح رسول الله صلى الله عليه وسلم قادما، وكان إذا قدم من سفر بدأ بالمسجد فركع فيه ركعتين ثم جلس، فجاءه المخلفون فطفقوا يعتذرون إليه ويحلفون له، وكانوا بضعة وثمانين رجلا، فقبل منهم رسول الله صلى الله عليه وسلم علانيتهم، وبايعهم واستغفر لهم ووكل سرائرهم إلى الله… (رواه النسائي في السنن الكبرى، رقم 8601)
“Dari Abdullah bin Ka’ab yang menjadi penuntun ayahnya (Ka’ab bin Malik) saat sudah buta. Ia berkata: Aku mendengar Ka’ab bin Malik mengisahkan saat ia tidak ikut serta bersama Rasulullah dalam Perang Tabuk… Ketika sampai kabar kepadaku bahwa Rasulullah telah kembali dari Tabuk, aku dilanda kesedihan, dan mulai memikirkan kebohongan untuk menyelamatkan diriku dari murkanya… Tapi akhirnya aku mantap untuk berkata jujur. Rasulullah tiba, dan sebagaimana kebiasaannya, beliau masuk masjid terlebih dahulu, lalu shalat dua rakaat dan duduk. Orang-orang yang tidak ikut perang datang menghadap dan mulai menyampaikan alasan serta bersumpah, jumlah mereka sekitar delapan puluh lebih. Rasulullah menerima lahiriah mereka, membai’at mereka, dan memohonkan ampun untuk mereka, sedangkan isi hati mereka beliau serahkan kepada Allah…”
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa kebiasaan Rasulullah masuk masjid setelah safar dan shalat dua rakaat merupakan sunnah. Namun, tidak semua sahabat melakukan hal yang sama. Dan para sahabat yang datang menghadap Rasulullah, tidak semuanya langsung shalat ketika masuk masjid.
Al-Hafizh Ibn Hajar berkata:
وفيه دليل على أن الجلوس في المسجد بغير صلاة لا إثم فيه إذا لم يكن في وقت نهي أو كان لعذر
“Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa duduk di masjid tanpa shalat tidaklah berdosa, jika bukan pada waktu yang dilarang, atau ada uzur.” (Fathul Bari, 7/195)
Faedah Fikih dan Adab Masuk Masjid:
a. Tidak setiap masuk masjid wajib disertai shalat, tergantung keadaan dan tujuan.
b. Shalat tahiyyatul masjid tetap dianjurkan jika tidak ada halangan.
c. Boleh duduk dan bahkan menyampaikan perkara penting sebelum shalat jika diperlukan, sebagaimana Ka’ab dan para sahabat lain melakukannya.
Alhasil, kisah Ka’ab bin Malik mengajarkan kejujuran, pengakuan dosa, serta memperlihatkan fleksibilitas Islam dalam adab masuk masjid. Rukhsah duduk di masjid atau keluar tanpa shalat memang bukan untuk meremehkan ibadah, tapi merupakan bentuk kemudahan yang diatur sesuai konteks. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Alumni Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)