Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik
Profil Singkat
– Nama lengkap: Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf
– Lahir: 16 Dzulhijjah 1285 H (30 Maret 1869) di Besuki, Situbondo
– Wafat: 17 Dzulhijjah 1376 H (15 Juli 1957) di Gresik
– Dimakamkan: Kompleks Masjid Jami’, Gresik
Kehidupan Awal
Habib Abu Bakar lahir dari keluarga alim di Besuki. Ayahnya, Habib Muhammad bin Umar Assegaf, wafat saat beliau masih kecil. Sejak kecil ia sudah menunjukkan kecintaan pada ilmu dan agama. Pada usia 8 tahun, ia dikirim ke Hadramaut, Yaman untuk menuntut ilmu, di bawah bimbingan pamannya Habib Abdullah bin Umar Assegaf.
Masa Menuntut Ilmu di Hadramaut
Selama kurang lebih 9 tahun, Habib Abu Bakar belajar kepada para ulama besar di Tarim, di antaranya:
– Habib Abdullah bin Umar Assegaf
– Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
– Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (Mufti Hadramaut)
Ia dikenal sebagai murid yang tekun, rendah hati, dan sangat mencintai ilmu serta dzikir.
Kembali ke Tanah Jawa
Pada 1302 H (1885 M), Habib Abu Bakar pulang ke Indonesia. Setelah tinggal sementara di Besuki, ia hijrah ke Gresik. Di sanalah beliau mengabdikan hidupnya, menyebarkan dakwah dan membimbing masyarakat.
Uzlah dan Jalan Kewalian
Selama sekitar 15 tahun, Habib Abu Bakar menjalani uzlah (pengasingan) dalam ibadah. Ia memilih kehidupan yang sangat sederhana, fokus pada ibadah, dzikir, dan penguatan spiritual. Karena ketekunannya, beliau digelari “Al-Qutb” — pemimpin para wali dunia.
Dakwah dan Warisan
Habib Abu Bakar mendirikan majelis ilmu dan tarekat yang membentuk banyak murid dan ulama. Pengaruhnya menyebar luas di wilayah Jawa Timur dan Nusantara. Beliau sangat dihormati oleh kalangan habaib, ulama, dan umat umum.
Wafat dan Haul
Habib Abu Bakar wafat pada malam Senin, 17 Dzulhijjah 1376 H (15 Juli 1957). Ia meninggal dalam keadaan puasa sunnah dan penuh ketenangan. Haul beliau masih rutin diselenggarakan setiap tahun di Gresik, yang dihadiri oleh ribuan jamaah dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Penutup
Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah simbol keilmuan, kerendahan hati, dan kewalian sejati. Warisannya terus hidup lewat keturunan, murid, dan masyarakat yang mencintainya. Ia bukan hanya milik Gresik, tapi juga bagian penting dari sejarah Islam di Nusantara.
Artikel yang Direkomendasikan
Perkuliahan Reguler Ma’had Aly Zawiyah Jakarta

Kenapa Istri Tidak Boleh Menolak Ajakan Suami untuk Berjima’?

Guru Na`im (KH. Muhammad Na`im) Cipete
