Oleh: Hayat Abdul Latief
Selama kegiatan belajar dan mengajar, seorang guru menyiapkan perangkat kurikulum silabus, RPP dan komponen pembelajaran lainnya. Dalam jangka waktu tertentu kemudian diperlukan evaluasi keberhasilan murid dalam memahami pelajaran. Di sana ada ulangan harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan seterusnya.
Sebelum diadakan penilaian hasil belajar siswa, seorang guru menyampaikan kisi-kisi poin-poin tertentu yang akan diujikan. Guru dianggap tidak bijaksana kalau mengujikan materi penilaian yang berada diluar kisi-kisi yang telah diberikan. Seorang murid yang rajin akan menyerap pelajaran dan mempersiapkan diri untuk menghadapi evaluasi atau penilaian hasil belajar berdasarkan kisi-kisi yang telah diberikan oleh guru.
Hidup Adalah Ujian
Bagi orang yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah SWT. Firman-Nya;
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk: 2)
Berkaitan dengan episode kehidupan manusia di dunia, perhatikan hadits berikut:
خطَّ لَنا رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ خطًّا مربَّعًا وخَطَّ في وسطِ الخطِّ خطًّا وخَطَّ خارجًا منَ الخطِّ خطًّا وحولَ الَّذي في الوسطِ خطوطًا فقالَ : هذا ابنُ آدمَ وَهَذا أجلُهُ مُحيطٌ بِهِ ، وَهَذا الَّذي في الوسطِ الإنسانُ ، وَهَذِهِ الخطوطُ عروضُهُ إن نَجا من هذا ينهشُهُ هذا ، والخطُّ الخارجُ الأمَلُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat bangun segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil menyamping di antara garis tengah itu. Lalu beliau bersabda:
“Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama, dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhari 6417)
Melalui hadis tersebut kita tahu bahwa manusia akan mengalami beberapa episode dalam hidupnya, kejadian yang menyenangkan maupun yang menyedihkan sampai ajal menjemputnya. Kiprah manusia di dunia dibatasi oleh ajalnya, namun angan-angannya melampaui dari batasan umur yang telah dijatuhkan untuknya.
Manusia diuji dengan nikmat yang menyenangkan dan musibah yang tidak diinginkan. Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)
Kisi-kisi dan jawaban atas ujian tersebut, telah disampaikan oleh Rasulullah SAW:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim, no. 2999 dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
Ujian perintah dan Larangan
Selain ujian kesenangan dan kesusahan dengan jawaban syukur dan sabar, Allah subhanahu wa ta’ala menguji orang beriman dengan perintah dan larangan. Ujian perintah, agar orang beriman melaksanakannya dengan penuh keyakinan bahwa dalam perintah Allah ada kemuliaan, kebahagiaan dan kesuksesan. Ujian larangan, agar orang beriman menjauhinya dengan penuh keyakinan bahwa dalam larangan Allah ada kehinaan, kesengsaraan dan kegagalan menjadi hamba Allah yang semestinya.
Kisi-Kisi Pertanyaan Kubur
Bahkan tentang pertanyaan kubur pun Islam sudah menjelaskan melalui lisan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ada tiga pertanyaan pokok dan ada tiga pertanyaan tambahan, yakni; Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa Kitabmu! apa kiblatmu? dan Siapa saudara-saudaramu?
Berkaitan dengan pertanyaan pertama: Siapa Tuhanmu?, apabila seorang hamba Allah dalam hatinya ada kalimat tauhid dan menjaga shalat yang di dalam salat tersebut terdapat kalimat takbir, ini saya dengan mudah menjawab: Allah Tuhanku.
Berkaitan dengan pertanyaan kedua: Apa agamamu?, seorang hamba apabila menjalani kehidupan dengan menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya, niscaya akan mudah untuk menjawab: Islam Agamaku.
Berkaitan dengan pertanyaan ketiga: Siapa nabimu?, apabila seorang hamba di dalam hidupnya mencintai dan mengikuti sunah-sunah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, niscaya dengan mudah menjawab: Nabi Muhammad adalah nabiku.
Berkaitan dengan pertanyaan keempat: Apa kitabmu?, apabila seorang hamba menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya dan berjalan sesuai alur ceritanya, niscaya dengan mudah menjawab: Al-Qur’an kitabku.
Berkaitan dengan pertanyaan kelima: Apa kiblatmu?, apabila seorang hamba rajin mendirikan shalat dan menjaga waktu syarat dan rukunnya, niscaya dengan mudah menjawab: Ka’bah kiblatku.
Berkaitan dengan pertanyaan keenam: Siapa saudara-saudaramu?, apabila seorang hamba mencintai dan tulus kepada kaum muslimin dan muslimat menganggap mereka saudara seiman dan seislam, niscaya dengan mudah menjawab: kaum muslimin dan muslimat adalah saudara-saudaraku. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

