Oleh: Hayat Abdul Latief
Sebelumnya, Arab Saudi dikenal cukup ketat menentang perayaan Hari Valentine. Polisi keagamaan bahkan pernah menindak penjualan perlengkapan Hari Valentine dan orang-orang yang mengenakan pakaian berwarna merah. Namun apa yang terjadi pada hari ini? Seperti yang dirilis CNN Indonesia Ahad, 13 Feb 2022 19:01 WIB: Arab Saudi merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine dengan cara yang berbeda. Mereka beramai-ramai memajang pakaian dalam (lingerie) berwarna merah di etalase toko. Jelang hari kasih sayang, penjualan baju berwarna itu meningkat. Kendati demikian, tak ada satu pun kata ‘Valentine’ yang tampak di tengah fenomena ini.
Dari kasus diatas, kita tidak boleh menyimpulkan bahwa tolak ukur beragama Islam dilihat dari sebuah negara. Kita tahu sebelumnya bahwa Arab Saudi sangat ketat mengawal kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan ajaran Islam. Namun dengan berjalannya waktu, musim berubah dan pemangku kebijakan berganti, sesuatu yang pada awalnya dilarang bahkan kemudian sekarang bukan lagi menjadi larangan, sesuatu yang tabu dilakukan kemudian menjadi komoditi dagangan dan sesuatu yang belum pernah terjadi karena bertentangan dengan ajaran Islam pada akhirnya diberi ruang kelonggaran.
Dengan demikian patokan beragama Islam bukan pada negara, penguasa ataupun adat istiadat. Yang menjadi tolak ukurnya adalah sumber-sumber agama Islam yang disepakati oleh mayoritas Imam mujtahid yaitu Al-Quran, Hadis, Ijma’ dan Qiyas.
5 alasan diharamkan merayakan Valentine Day:
1. Meniru orang kafir.
2. Merayakannya bukan ciri seorang mu’min.
3. Termasuk syiar kekafiran.
4. Akses Perzinahan.
5. Perbuatan Syaitan.
Landasan haram merayakan Valentine Day berdasarkan Qur’an-Sunnah.
*Jangan mendekati perbuatan zina* firman-Nya,
 وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓ‌ۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek.” (Q.S. Al-Isra: 32).
*Larangan meniru orang kafir* Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)
*Tanda akhir zaman, merebaknya perzinaan.* Sabda Rasulullah Saw,
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ
“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai 50 wanita hanya diurus oleh 1 orang laki-laki.” (HR.Bukhari dari Anas bin Malik)
Beberapa faedah dari tulisan sederhana ini:
*Satu,* patokan beragama Islam bukan pada negara, penguasa ataupun adat istiadat yang berlaku di suatu tempat.
*Dua,* Saudi Arabia sedang mengalami krisis keagamaan – krisis yang lebih bahaya daripada krisis moneter dan sejenisnya.
*Tiga,* sumber-sumber agama Islam yang disepakati oleh mayoritas Imam mujtahid yaitu Al-Quran, Hadis, Ijma’ dan Qiyas.
*Empat,* beberapa alasan diharamkan merayakan Valentine Day: meniru orang kafir, merayakannya bukan ciri seorang mu’min, termasuk syiar kekafiran, sebagai akses perzinaan dan merupakan perbuatan Syaitan.
*Lima,* di antara tanda-tanda kiamat adalah merebaknya zina. Wallahu a’lam.
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
*(Penulis adalah Direktur Korp Da’i An-Nashihah dan Pelajar Zawiyah Jakarta)*

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *