Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Kita tidak asing lagi dengan sebuah hadits berikut: Rasulullah SAW bersabda;

 

إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ » . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ « إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ

 

“Apabila dua orang muslim yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada di dalam neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, lantas bagaimana gerangan yang terbunuh?” Beliau menjawab, “Karena ia juga sangat berambisi untuk membunuh sahabatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah Ats-Tsaqafi r.a).

 

Penjelasannya, pembunuhan merupakan di antara dosa yang menyebabkan masuk neraka. Seorang yang berniat membunuh saudaranya namun ternyata ia yang terbunuh lebih dulu, maka ia diancam neraka. Sehingga yang membunuh dan terbunuh sama-sama di neraka.

 

Lain halnya dengan orang mempertahankan jiwa, harta atau keluarganya, apalagi, kalau terbunuh karena membela agama dalam peperangan, maka dinilai syahid dan akan masuk surga.

 

Berikut ini termasuk hadits unik, karena disebutkan di dalamnya bahwa korban dan pembunuhnya sama-sama masuk surga. Rasulullah SAW bersabda;

 

يضحكُ اللهُ سبحانه وتعالى إلى رجلين يقتلُ أحدُهما الآخرَ يدخلانِ الجنةَ، يقاتلُ هذا في سبيل الله فيُقْتَلُ، ثم يتوبُ اللهُ على القاتلِ فيُسْلِمُ فَيُسْتَشْهَدُ»

 

“Allah SWT tertawa karena perihal dua orang yang satu membunuh yang kedua, namun kedua-duanya masuk surga. Yang pertama berperang di jalan Allah hingga gugur. Selanjutnya Allah menerima tobat pembunuh hingga ia masuk Islam kemudian mati syahid.” (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu)

 

Saya sulit mencari siapakah gerangan korban dan pembunuh yang sama-sama masuk surga. Namun yang mendekati hal tersebut adalah peristiwa pada perang Uhud yang berkaitan dengan Wahsyi dan Khalid bin Walid – mereka berdua pernah memerangi kaum muslimin. Ada beberapa kesamaan di antara mereka berdua; sama-sama berada dalam perang Uhud memerangi Rasulullah dan kaum muslimin, pada akhirnya sama-sama bertaubat dan masuk Islam, sama-sama berada dalam perang Yamamah pada Khalifah Abu Bakar memerangi Musailamah Al-Kadzab dan mereka berdua sama-sama meninggal dunia di Homs Suriah.

 

Wahsyi

 

Wahsyi melarikan diri pada saat fathu Makkah di mana Rasulullah dan 100.000 muslimin dan muslimah memenuhi kota Makkah. Ia menjauhkan diri sampai kepantai, istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

 

“Wahai Rasulullah, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku diampuni?”

 

Maka Rasulullah SAW , “Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, “Allah akan mengampuni semua yang lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam!”

 

Wahsyi berkata pada Istrinya: “kamu tahu bahwa Rasulullah SAW tahu kamu istri saya?” maka berkata Istrinya: “tidak ku sampaikan” “katakan dulu, mustahil aku diampuni!”

 

Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah SAW : “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu.”

 

Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya.”

 

Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat,

 

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

 

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

 

Rasulullah menyampaikannya kepada para shahabat dan kepada istrinya, istrinya menyampaikan kepada suaminya. Datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Engkau Wahsyi yang telah membunuh pamanku Hamzah bin Abdul Muthallib?”

“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”

“Aku maafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”

“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”

“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi.”

 

Ketika Rasulullah wafat, Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semakin menjadi-jadi. Wahsyi berkata “Inilah tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, mungkin sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu.” Wahsyi benar-benar membunuh musailamah al-kadzab dengan tombak itu.

 

Semakin hari hatinya semakin cinta dengan Nabi SAW. Dan semakin hari hatinya juga semakin rasa berdosa terhadap baginda atas perbuatannya dahulu. Lalu timbul niat di hatinya untuk menebus kembali dosa-dosanya itu dengan melakukan sesuatu yang akan menggembirakan Rasulullah, meskipun beliau sudah wafat. Wahsyi bertekad untuk tidak akan pulang lagi ke Kota Mekah demi untuk merebut cinta kekasih Allah yaitu Muhammad SAW. Wahsyi benar-benar ingin menebus kesalahannya dengan menyebarkan Islam.

 

Khalid bin Walid

 

Khalid merupakan tokoh di balik kekalahan umat Islam dalam Perang Uhud. Bahkan ia menyusun strategi jitu untuk membalik serangan pasukan Islam yang sudah unggul sehingga berujung kekalahan. Saat Perang Uhud, Nabi Muhammad SAW memerintahkan pasukan pemanah untuk tidak meninggalkan posisinya dengan alasan apa pun. Pasukan Quraisy pun berhasil dipukul mundur. Saat itulah pasukan pemanah Muslim mengira musuh sudah kalah. Mereka meninggalkan posisinya untuk ikut menikmati harta rampasan perang.

 

Mereka justru tak menyadari ternyata kafir Quraisy masih menyiapkan pasukan tersembunyi di bawah komando Khalid bin Walid. Melihat pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, Khalid lantas segera melakukan serangan balasan. Khalid menempatkan pasukannya di atas bukit. Seketika itu, serangan dilancarkan hingga membuat pasukan Islam porak-poranda.

 

Setelah Perang Uhud, lambat laun, hati Khalid mulai tergerak. Ia berubah dan memutuskan untuk memeluk Islam. Pada tahun ke-8 Hijriah, Khalid pergi ke Madinah untuk bertemu Rasulullah SAW. Mendengar Khalid memutuskan untuk masuk Islam, Rasulullah merasa sangat bahagia. Khalid dianggap mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.

 

Saat masuk Islam, hal pertama yang Khalid minta kepada Nabi Muhammad SAW adalah mendoakan dia agar Allah SWT mengampuni segala dosanya di masa lampau terhadap umat Islam. Rasulullah SAW pun mengatakan kepada Khalid bahwa keputusannya memeluk Islam berarti segala dosanya telah diampuni oleh Allah SWT. Sejak itu, Khalid berbalik menjadi pejuang Islam.

 

…..

 

Kita tidak mendapatkan riwayat bahwa Wahsyi dan Khalid bin Walid, wafat di medan perang sebagai syahid. Namun setidaknya, Wahsyi dan Khalid bin Walid pastinya pernah memerangi umat Islam. Umat Islam yang mereka perangi, yang terbunuh di Medan perang, maka gugur sebagai syuhada dan masuk surga. Sedangkan mereka berdua setelah bertaubat, masuk Islam dan baik dalam keislamannya, lalu berjuang dijalan Allah untuk menegakkan kalimat-Nya, meskipun mereka berdua tidak wafat sebagai syahid di medan perang, bisa dipastikan mereka berdua masuk surga bersama orang-orang muslim yang menjadi korban mereka berdua ketika masih kafir. Wallahu a’lam.

 

Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

 

(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *