MENUNTUT ILMU ADALAH JALAN MULIA: PESAN UNTUK MAHASANTRI MA’HAD ALY ZAWIYAH JAKARTA


MENUNTUT ILMU ADALAH JALAN MULIA: PESAN UNTUK MAHASANTRI MA’HAD ALY ZAWIYAH JAKARTA

Oleh: Ustadzah Badrah Uyuni

Menjadi mahasantri di Ma’had Aly Zawiyah Jakarta adalah sebuah kehormatan sekaligus amanah besar. Di tempat mulia ini, para penuntut ilmu sedang menapaki jalan yang telah dilalui oleh para ulama besar sepanjang sejarah Islam. Jalan ini bukanlah jalan yang mudah. Ia dipenuhi ujian, lelah, bahkan terkadang rasa tidak betah. Namun justru di sanalah letak keberkahannya.

Imam Syafi’i rahimahullah pernah memberikan nasihat yang sangat dalam maknanya bagi setiap penuntut ilmu, khususnya bagi kalian, wahai para mahasantri:

نصيحة الإمام الشافعي لطلبة العلم:

> اصبر على مرّ الجفا من معلّمٍ
فإنّ رسوب العلم في نفراته
ومن لم يذق مرّ التعلّم ساعةً
تجرّع ذلّ الجهل طول حياته
ومن فاته التعليم وقت شبابه
فكبّر عليه أربعاً لوفاته
وذات الفتى والله بالعلم والتقى
إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته

Terjemahannya:

1. Bersabarlah atas pahitnya sikap kurang mengenakkan dari guru,
Karena sesungguhnya keberhasilan ilmu itu ada pada ketegasannya.

2. Siapa yang belum pernah mencicipi pahitnya belajar walaupun sesaat,
Maka dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.

3. Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu di waktu mudanya,
Maka bertakbirlah empat kali atasnya sebagai tanda kematiannya (maknawi).

4. Kehidupan seorang pemuda—demi Allah—dinilai dari ilmu dan takwanya,
Jika tidak ada keduanya, maka tidak ada arti atas keberadaannya.

Wahai mahasantri yang dirahmati Allah, jangan patah semangat. Rasa tidak nyaman dan lelah adalah bagian dari proses pembentukan diri menjadi ulama pewaris Nabi. Jalan dakwah menanti kalian. Umat menantikan ilmu, akhlak, dan keteladanan dari para alumni Ma’had Aly Zawiyah. Teruslah belajar, perbanyak sabar, dan yakinkan dalam hati bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dan beriman.
======
Referensi hadits;
Shahih Ibnu Hibban 1371: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Abdurrahman bin Sahm, ia berkata, Aku mendengar Abu Ishaq Al Fazari menceritakan sebuah hadits dari Hisyam bin Hasan dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melempar jumrah pada hari raya qurban. Kemudian beliau menyuruh menyembelih unta. Unta pun di sembelih -sementara tukang cukur duduk di samping beliau-. Pada saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merapihkan rambut dengan tangannya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggenggam sisi bagian kanan dari rambutnya. Lalu beliau bersabda ke arah tukang cukur, “Cukurlah!”. Maka tukang cukur pun mencukurnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi-bagikan rambutnya pada hari itu kepada manusia yang menyaksikan peristiwa itu -satu lembar atau dua lembar rambut-. Kemudian beliau menggenggam sisi bagian kiri dari rambutnya dengan tangannya. Setelah itu beliau memanggil Abu Thalhah Al Anshari. Beliau pun memberikan (rambut itu) kepadanya.” 253 [8:5] Abu Hatim berkata, “Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membagi- bagikan rambut kesegenap sahabatnya merupakan penjelasan yang paling nyata bahwa rambut manusia itu suci. Karena para sahabat mengambil rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semata-mata karena ingin mendapat berkah. Maka, dari balik tali pengikat celana atau kain, dari balik penahan ikat pinggang, dan dari balik celah kantung pakaian, mereka shalat dengan membawa rambut beliau. Mereka mencari rejeki untuk kebutuhan mereka dengan membawa rambut beliau yang selalu menyertai mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka berwasiat agar rambut beliau disisipkan di dalam kain kafan mereka. Seandainya rambut dikatakan najis, niscaya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan membagi- bagikan benda najis, sementara beliau tahu bahwa mereka mengambil berkah dari rambut beliau seperti yang telah kami gambarkan tadi. Ketika hukum itu shahih dari Nabi, maka shahih pula untuk umatnya. Karena mustahil dari nabi sesuatu itu suci, sementara untuk umatnya, sesuatu itu najis.” 254
——————-
صحيح ابن حبان ١٣٧١: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَهْمٍ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ الْفَزَارِيَّ، يُحَدِّثُ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ‏:‏ رَمَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَمْرَةَ يَوْمَ النَّحْرِ، ثُمَّ أَمَرَ بِالْبُدْنِ فَنُحِرَتْ- وَالْحَلاَّقُ جَالِسٌ عِنْدَهُ- فَسَوَّى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَوْمَئِذٍ شَعْرَهُ بِيَدِهِ، ثُمَّ قَبَضَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَقِّ جَانِبِهِ الأَيْمَنِ عَلَى شَعْرِهِ، ثُمَّ قَالَ لِلْحَلاَّقِ‏:‏ احْلِقْ فَحَلَقَ، فَقَسَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَعْرَهُ يَوْمَئِذٍ بَيْنَ مَنْ حَضَرَهُ مِنَ النَّاسِ- الشَّعَرَةَ وَالشَّعَرَتَيْنِ- ثُمَّ قَبَضَ بِيَدِهِ عَلَى جَانِبِ شِقِّهِ الأَيْسَرِ عَلَى شَعْرِهِ، ثُمَّ قَالَ لِلْحَلاَّقِ‏:‏ احْلِقْ، فَحَلَقَ، فَدَعَا أَبَا طَلْحَةَ الأَنْصَارِيَّ، فَدَفَعَهُ إِلَيْهِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ فِي قِسْمَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَعْرَهُ بَيْنَ أَصْحَابِهِ أَبْيَنُ الْبَيَانِ بِأَنَّ شَعْرَ الإِنْسَانِ طَاهِرٌ، إِذِ الصَّحَابَةُ إِنَّمَا أَخَذُوا شَعْرَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَتَبَرَّكُوا بِهِ، فَبَيْنَ شَادٍ فِي حُجْزَتِهِ، وَمُمْسِكٍ فِي تِكَّتِهِ، وَآخِذٍ فِي جَيْبِهِ، يُصَلُّونَ فِيهَا، وَيَسْعَوْنَ لِحَوَائِجِهِمْ وَهِيَ مَعَهُمْ، وَحَتَّى إِنَّ عَامَّةً مِنْهُمْ أَوْصَوْا أَنْ تُجْعَلَ تِلْكَ الشَّعَرَةُ فِي أَكْفَانِهِمْ وَلَوْ كَانَ نَجِسًا لَمْ يَقْسِمْ عَلَيْهِمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّيْءَ النَّجِسَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَتَبَرَّكُونَ بِهِ عَلَى حَسَبِ مَا وَصَفْنَا، فَلَمَّا صَحَّ ذَلِكَ مِنَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَحَّ ذَلِكَ مِنْ أُمَّتِهِ، إِذْ مُحَالٌ أَنْ يَكُونَ مِنْهُ شَيْءٌ طَاهِرٌ، وَمِنْ أُمَّتِهِ ذَلِكَ الشَّيْءُ بِعَيْنِهِ نَجِسًا‏.‏

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *