Shalat Isyraq atau Syuruq atau Thulu’ adalah shalat yang dikerjakan pada saat matahari sudah setinggi satu ombak. Kata Isyraq sendiri memiliki arti terbit. Maksudnya adalah waktu shalat tersebut tatkala matahari terbit (mulai memancarkan sinarnya).

Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ

“Sungguh kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Nabi Daud) pada waktu petang dan pagi.” (QS Shad: 18)

Ulama yang pertama kali mempopulerkan shalat setelah terbitnya matahari dengan sebutan shalat Isyraq adalah Hujjatul Islam Al-Ghazali berdasarkan hadits:

كان إذا أشرقت وارتفعت قام وصلى ركعتين وإذا انبسطت الشمس وكانت في ربع النهار من جانب المشرق صلى أربعا.

“Rasulullah SAW berdiri untuk shalat dua rakaat ketika matahari terbit dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur, yaitu saat seperempat siang, Rasulullah SAW kembali melakukan shalat empat rakaat” (HR. Tirmidzi)

*Hukum sholat Isyroq/Syuruq adalah Sunnah.*

Permulaan shalat dua rakaat yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ pada saat matahari terbit pada hadits di atas dijadikan sebagai hujjah kesunnahan shalat Isyraq ini.

*Perbedaannya waktu pelaksanaan shalat isyraq dengan shalat dhuha*

Sebagian ulama mengatakan bahwa shalat Isyraq adalah bagian dr shalat dhuha krn dilakukan di awal waktu dhuha dan waktunya hanya sbentar, tidak seperti waktu shalat dhuha.

Shalat isyraq dilaksanakan pada saat sesudah matahari terbit dan meninggi satu tombak,yaitu -sekitar 15 sampai 20 menit sesudah terbit- sampai matahari mendekati dipertengahan. Yang dimaksud dengan mendekati pertengahan yaitu sekitar 10 menit sebelum di pertengahan (Menurut Mazhab Syafi’i) dan 40->45 menit setelah matahari terbit (Menurut Mazhab Hanafi).

Setelah waktu pertengahan maka dimulailah waktu untuk sholat dhuha, yaitu pada saat matahari sudah sangat panas sampai memanaskan tanah dan pasir sehingga panasnya itu dirasakan oleh kaki anak-anak onta, ini sering disebut waktu ketika anak onta sudah kepanasan.

صَلاَةُ الْأَوَّابِيْنَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Shalat orang-orang yang gemar bertobat adalah ketika anak-anak onta kepanasan dari teriknya matahari.” (HR. Muslim)

*Keutamaan shalat isyraq*

1. Mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna. seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah S.A.W dalam hadist Al-Tirmidzi:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهُ وَسَلَّمَ:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda:
“Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna.” (HR. Al-Tirmidzi)

Hadits pendukung lainnya

مَنْ صَلَّى صَلاَةَ الصُّبْحِ فِيْ مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيْهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سَبْحَةَ الضُّحَى كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ.

“Barang siapa shalat subuh berjamaah di masjid jami’, kemudian tetap tinggal di tempatnya hingga melaksanakan shalat dhuha (dua rakaat), adalah hal itu berpahala seperti pahala orang berhaji atau berumrah dengan haji dan umrah yang sempurna.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir)

Maksud dari berdzikir kepada Allah hadist ini, merujuk pada orang yang berdzikir kepada Allah di mesjid tempat orang itu shalat sampai matahari terbit atau sampai masuk waktu shalat isyraq, dan tidak berbicara apapun kecuali berdzikir dan jika orang tersebut wudhunya batal maka diperbolehkan untuk berwudhu keluar mesjid dan setelah itu langsung masuk kembali ke mesjid. Berdzikir disini mempunyai arti yang umum, dzikir disini bisa berarti membaca al-Qur’an, membaca zikir di waktu pagi, maupun dzikir-dzikir lain, beristighfar, membaca buku-buku agama, memberikan nasihat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak mendapatkan fadlilah ini.

2. Diharamkan dari api neraka

Jika seseorang yang melakukan shalat shubuh kemudian dilanjutkan dengan duduk dalam majelisnya dan berdizikir pada Allah hingga waktu matahari terbit, maka Allah SWT sendiri akan mengharamkan orang tersebut masuk dalam neraka.

Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang shalat subuh kemudian ia duduk di majelisnya berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia shalat dua rakaat, maka Allah akan haramkan dirinya dijilat atau dimakan api neraka.’ (HR. Al-Baihaqi)

3. Malaikat Akan Bershalawat

Keutamaan berikutnya dari shalat Isyraq adalah para malaikat akan bershalawat untuk orang tersebut dan meminta pada Allah SWT agar menyayangi dan mengampuni orang yang melaksanakan shalat sunnah tersebut.

“Para Malaikat akan selalu bershalawat kepada salah seorang di antara kalian selama ia berada di masjid dimana ia melakukan shalat, hal ini selama ia wudhu’nya belum batal [1], (para Malaikat) berkata: ‘Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, sayangilah ia”. [Riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]

4. Keutamaannya lebih baik daripada seluruh dunia

Shalat sunnah isyraq, keutamaan shalat sunnah rawatib dan beberapa shalat sunnah lainnya memiliki keutamaan melebihi seluruh apapun yang ada di dunia beserta dengan seisinya.

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim )

Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim)

5. Menutupi Kekurangan Shalat Wajib
Pasa saat kiamat nanti, hal yang pertama kali akan dihisab adalah shalat dan untuk seseorang yang lalai akan shalat wajib namun mempunyai amalan sunnah seperti shalat isyraq, maka kekurangan tersebut akan disempurnakan.

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat menurut Islam nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud)

6. Derajat ditinggikan

Memperbanyak sujud pada Allah SWT akan meninggikan derajat sekaligus menghapuskan dosa yang pernah dilakukan selama di dunia dan memperbanyak manfaat sujud yang dimaksud disini adalah sujud saat shalat.

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim)

7. Dekat Rasulullah SAW di Surga

Rasulullah SAW berkata jika seseorang yang berkeinginan untuk menjadi teman dekat di surga dengan Rasulullah SAW, maka bisa terwujud dengan cara melakukan banyak sujud dalam shalat dan bisa dilakukan diantaranya dengan memperbanyak shalat sunnah.

“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).” (HR. Muslim)

8. Menjadi Wali Terdepan Allah SWT

Seseorang yang dengan tekun selalu mengamalkan macam macam shalat sunnah seperti shalat sunnah, maka akan menjadi wali Allah SWT yang sangat istimewa. Wali Allah SWT yang dimaksud bukanlah sakti namun menjadi wali seperti yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Surat Yunus berikut ini.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” [QS. Yunus: 62-63].

“Allah Ta’ala berfirman, Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari)

*Apakah shalat isyraq boleh dilakukan sendiri dan dilakukan di rumah?*

Atau

*Apakah tinggal di rumah setelah shalat subuh untuk membaca al-Qur’an hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat syuruq, akan mendapat pahala yang sama yang diraih dengan berdiam menunggu di masjid?*

“Amal tersebut memiliki kebaikan yang banyak dan pahala yang besar. Akan tetapi, hadits-hadits yang ada menunjukkan bahwa amalan di atas tidak mendapat pahala yang dijanjikan untuk orang yang duduk di tempat shalatnya di masjid. Namun, jika dia shalat subuh di rumah karena uzur sakit atau takut, kemudian duduk di tempat shalatnya berzikir atau baca Qur’an hingga matahari meninggi, kemudian shalat dua rakaat, ia meraih pahala yang dijanjikan dalam hadits-hadits itu karena dia beruzur tatkala shalat di rumahnya.

Demikian pula halnya jika seorang wanita duduk di tempat shalatnya (di rumah) setelah shalat subuh, berzikir atau membaca Al-Qur’an hingga matahari meninggi lalu shalat dua rakaat, sesungguhnya ia mendapatkan pahala tersebut yang dijanjikan dalam hadits-hadits itu, bahwa Allah menuliskan bagi orang yang melakukannya pahala berhaji dan umrah yang sempurna.

*Apakah orang yang sakit sehingga tidak dapat pergi ke masjid bisa mendapat keutamaan sholat sunnah Isyroq?*

Jika kebiasaan dia sewaktu sehat selalu mngerjakan sholat sunnah Isyroq maka ia bisa mendapatkan keutamaannya. Hal ini Sbgmn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seseorang sakit atau bersafar, maka dicatat baginya pahala amalan sebagaimana yang biasa ia kerjakan di saat ia mukim atau ketika ia sehat.” (HR. Bukhari)

Shalat Isyraq ini juga bisa di qadla’ ketika ditinggalkan, berdasarkan ketentuan bahwa shalat Isyraq adalah Sunnah mustaqillah (kesunnahan tersendiri).

*Manfaat Melaksanakan Sholat Isyroq :*

# Dalam hadits yang telah disebutkan terdapat dorongan untuk melaksanakan shalat jama’ah shubuh di masjid/Musholla
# Dianjurkan memanfaatkan waktu pagi untuk ibadah dan bukan diisi dengan malas-malasan seperti kebiasaan sebagian muslim yang malah mengisi waktu selepas shubuh dengan tidur pagi.
# Dianjurkan berdiam setelah shalat shubuh untuk berdzikir hingga matahari terbit sebagaimana hal ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
# Imam An-Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,

أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”

Jabir menjawab,

نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.

“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.”

# Dianjurkan berdzikir setelah shalat shubuh, bisa dengan membaca Al Qur’an atau membaca dzikir pagi.
# Keutamaan mengerjakan shalat isyroq dua raka’at adalah mendapatkan pahala haji dan umroh. Akan tetapi shalat ini tidak bisa menggantikan ibadah haji dan umroh, namun hanya sama dalam pahala dan balasan saja.

*Tata cara shalat sunnah isyraq*

وَمِنْ ذَلِكَ صَلاَةُ الإِشْرَاقِ وَهِيَ رَكْعَتَانِ بَعْدَ شُرُوْقِ الشَّمْسِ وَارْتِفَاعِهَا يَنْوِيْ بِهِمَا سُنَّةَ الإِشْرَاقِ يَقْرَأُ فيِ الأُوْلىَ بَعْدَ الفَاتِحَةِ سُوْرَةَ وَالضُّحَى وَفيِ الثَّانِيَّةِ بَعْدَ الفَاتِحَةِ أَلَمْ نَشْرَحْ وَتَفُوْتُ بِعَلْقِ النَّهَارِ وَلاَ تَمْتَدَّ إِلىَ الزَّوِالِ

*Niat Shalat Isyraq*

أُصَلِّى سُنَّةَ الإِشْراَقِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ أَداَءً ِللهِ تَعاَلىَ , أَللهُ أَكْبَرُ

“Saya niat shalat sunnah Isyroq dua raka’at menghadap kiblat, karena Allah ta’ala”

Pada raka’at pertama setelah Fatihah membaca Ad-Dluha dan raka’at kedua Al-Insyiroh. Waktu shalat ini dianggap sudah habis ketika sudah menginjak pertengahan siang. Dan jumlah rakaat sholat isyraq adalah 2 rakaat dan satu salam saja.

*Doa setelah shalat isyraq*

اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma’mur, aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemuliaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangi ku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta’dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal”.

Atau bisa juga dengan doa

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

Artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619).

Atau bisa pula membaca doa Shalat Dhuha, dikarenakan Shalat Isyraq adalah Shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu.

Dari berbagai sumber

#sholat #sunnah #sholatisyroq #zawiyahjakarta #shibghatullah #kuliah #beasiswa #kampus #islam #akselerasi #kuliahonline #belajar #ulama #guru #saifuddinamsir #fitotravel #betawi #pesantren #nusantara #badrahuyuni #hajimabrur #mekah #madinah #masjid

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *