Oleh: Hayat Abdul Latief
Ketika menjadi santri, saya pernah ditanya sama senior, “Perbuatan apakah yang dibenci oleh Allah dan dibenci oleh setan?”
Dalam benak saya waktu itu dan sampai hari ini mengatakan bahwa perbuatan yang dicintai Allah pasti dibenci setan, atau sebaliknya perbuatan dibenci Allah pasti dicintai setan. Jadi saya tidak bisa menjawab pertanyaan senior tersebut.
Akhirnya sang senior menjawab sendiri pertanyaannya, “Perbuatan yang dibenci oleh Allah dan juga dibenci setan adalah memperkosa anak setan.” Kami pun tertawa geli mendengar jawaban senior tersebut, karena itu ada dalam dunia wacana dan tidak ada dalam kehidupan nyata.?
…..
Yang jelas sesuatu yang dicintai Allah SWT pasti dibenci oleh setan, seperti segera taubat, taat beragama dan ikhlas tentu dicintai Allah subhanahu wa ta’ala dan dibenci setan sedangkan menunda-nunda taubat, bergelimang maksiat dan riya’ pasti dibenci Allah dan dicintai setan.
Allah SWT mencintai kebaikan dan perbuatan baik. Firman-Nya;
….وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
“….Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.” (QS. Al-Qashas: 77)
Penjelasan ayat: ….dan berbuat baiklah kepada hamba-hambaNya dengan bersedekah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dan memberimu nikmat berupa harta dan penghormatan. Jangan kamu gunakan harta benda untuk bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya Dia tidak meridhai orang-orang yang merusak dengan berbuat maksiat di dunia dan akan membalas mereka atas perbuatan mereka. [Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah]
Allah SWT juga berfirman;
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik” (QS. Fussilat: 34)
Penjelasan ayat: Tidak ada kesamaan antara kebaikan yang diridhai Allah dan keburukan yang dibenci olehNya dalam hal balasan dan akibat yang baik. Tolaklah kebiasaan buruk dengan kebaikan yaitu dengan cara yang tenang dan tidak ada kekerasan di dalamnya. Tolaklah juga keburukan dengan kebaikan, dosa dengan permohonan maaf, kemarahan dengan kesabaran, dan kebodohan dengan pengertian. Jika kamu melakukan hal itu, maka musuhmu akan menjadi teman dekat dalam kebaikan dan kelembutan. Ayat ini diturunkan untuk Abu Sufyan bin Harb saat melawan Nabi SAW, kemudian dia menjadi sahabat setianya dengan terjalinnya hubungan antara keduanya. [Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah]
Allah mengajak kepada agar manusia dan jin masuk surga (Darussalam). Firman-Nya;
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)
Dalam hal yang dimakan manusia, Allah SWT menyuruh yang halal dan yang baik. Firman-Nya;
فَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَٱشْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An-Nahl: 114)
Ada banyak hamba-hamba yang dicintai Allah SWT seperti para malaikat, para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin – kita punya kewajiban untuk mencintai dan mengikuti mereka. Di sana juga ada makhluk-makhluk yang dibenci oleh Allah seperti setan makhluk yang terkutuk. Allah subhanahu wa ta’ala mengusir iblis (raja setan) dari surga. Firman-Nya;
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83)
Agar banyak memperoleh pengikut, maka kemudian setan merekrut manusia dan jin sebanyak-banyaknya. Berikut ini lima jurus setan untuk memuluskan misinya dalam menyesatkan manusia dan jin:
1. Bisikan jahat (waswasah). Bisikan jahat merupakan cara ulung setan untuk menyeret manusia ke lembah kesesatan. Dengan bisikan-bisikan jahat yang dihembuskan setan, manusia dengan mudah terjerumus ke jurang penyesalan.
2. Membuat lupa larangan Allah SWT. Tidak sedikit manusia yang berhasil dirayu setan sehingga mereka lupa terhadap larangan Allah.
3. Menumbuhkan angan-angan. Setan datang merayu manusia agar secepatnya memenuhi angan-angannya dengan cara apapun. Manusia yang ingin kaya raya tanpa mau bersusah payah, misalnya, maka setan membawanya ke perjudian dan semacamnya.
4. Memandang baik maksiat. Kemaksiatan dengan beraneka bentuk kini merajalela. Setan berhasil mengarahkan pikiran juga nafsu manusia, sehingga manusia yang semula menilai perbuatan tersebut maksiat, bisa dengan berbagai alasan menganggapnya adalah perbuatan baik.
5. Menebar janji-janji palsu. Telah banyak kisah tentang janji-janji palsu setan terhadap orang yang mau mengikuti jejaknya. Na’udzubillahi min dzalik.
Faedah:
Satu, sesuatu yang dicintai Allah pasti dibenci oleh setan demikian juga sebaliknya.
Dua, Allah mencintai kebaikan dan perbuatan baik.
Tiga, setan merupakan makhluk yang terkutuk mencintai keburukan dan perbuatan buruk.
Empat, lima jurus setan untuk memuluskan misinya dalam menyesatkan manusia dan jin: bisikan jahat (waswasah), membuat lupa larangan Allah subhanahu wa ta’ala, Menumbuhkan angan-angan, memandang baik maksiat, menebar janji-janji palsu. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan setan dan sekutunya. Wallahu a’lam
Diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!
(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)