Oleh: Hayat Abdul Latief

 

Setelah uni Soviet (Blok Timur) kalah dalam kancah perang dingin melawan kubu Amerika dan sekutunya (Blok Barat), kemudian barat mencari musuh baru, mereka yakin bahwa islam sebagai ancaman selanjutnya yang harus diserang dengan berbagai macam rencana dan propaganda yang menghalalkan segala cara. Pada kenyataannya terjadi demikian, wilayah-wilayah kaum muslimin dijajah dan diinvasi bahkan setelah menjadi negara merdeka pun tetap ‘dijajah’. Peperangan atau dengan bahasa lain memerangi kaum muslimin itu masih terus berlanjut sampai saat ini.

 

Ketika Rusia menyerang Ukraina, banyak orang tetiba berkata: No War, tapi kenapa mereka diam tanpa kata saat melihat konflik di Suriah, Palestina, Rohingya, Kashmir dan negara muslim lainnya yang begitu terdzalimi. Setiap harinya mereka dihujani artileri. Setiap harinya mereka disiksa tanpa henti. Setiap harinya mereka menderita akibat konflik perang yang terjadi. Mana peran dan tekanan dunia untuk mengakhiri tindakan tidak manusiawi terhadap kaum muslimin?

 

Kita tidak membenarkan invasi atau serangan Rusia kepada Ukraina. Dan seandainya itu memicu konflik global atau terjadi apa yang ditakutkan perang dunia ke-3, kita katakan kepada dunia, selama ini Islam, Nabi Muhammad dan kaum muslimin dianggap sebagai pembawa teror, faktanya Islam dan kaum muslimin bukanlah yang menjadi pemicu perang Dunia 1, 2 yang lampau dan perang dunia seterusnya. Tidak dibenarkan tesis bahwa Islam disebarkan dengan pedang peperangan. Dunia perlu mengakhiri stigmatisasi buruk terhadap Islam dan kaum muslimin.

 

Sangat besar perhatian dunia kepada Ukrania berbeda dengan penderitaan kaum muslimin di Palestina, Uighur dan Kashmir. Presiden Ukraina yang mantan seorang entertain atau pelawak merupakan keturunan Yahudi dan kita tahu bahwa Yahudi merupakan anak emas Amerika. Wajar saja kalau kemudian Ukraina ingin bergabung kepada NATO yang Amerika menjadi sekutunya. Rusia yang notabene pemilik kawasan merasa tidak terima atas keberpihakan Ukraina terhadap NATO dan memaksanya untuk bergabung dengan mereka. Karena Ukraina terus membandel pada akhirnya Rusia menyerangnya.

 

Sudah bukan rahasia lagi bahwa uang, media dan senjata milik mereka yang berkuasa dalam hal ini adalah barat atau lebih spesifiknya negara yang berjuluk adikuasa dan polisi dunia Amerika.Yahudi sebagai anak emas Amerika selalu dilindungi keamanannya dan mendapatkan justifikasi dalam setiap tindakannya. Serangan negara Zionis Israel kepada Palestina meskipun dikecam dunia, alih-alih Amerika melarangnya bahkan kemudian mendukung dan membackupnya.

 

Baik melalui peperangan ataupun lobi diplomasi terjadi perampokan sumber daya alam oleh negara adikuasa kepada negara-negara muslim yang berkembang dan terbelakang. Seperti Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusianya, namun sumber daya alamnya atau kekayaannya banyak dikuasai oleh asing.

 

Media membuat opini dunia. Sedangkan media dikuasai Barat. Ukraina mendapat perhatian sedangkan dengan kasus yang tidak berbeda, tidak terhadap darah kaum muslimin. Kemampuan kita hanya sebatas berdoa dan memberikan donasi kalau bisa, namun tidak bisa memberikan tekanan kepada dunia bahwa perlakuan yang tidak manusiawi ini harus diberhentikan. Berkaitan dengan senjata, nuklir merupakan senjata pemusnah massal yang hanya dimiliki oleh negara-negara tertentu dan tidak boleh dimiliki oleh negara yang lainya.

 

Perang pastinya mengakibatkan kerusakan fisik dan psikis yang akan diwariskan oleh generasi selanjutnya. Atas nama uang, media dan senjata keamanan dunia berpihak sebelah mata. Kita merindukan perdamaian, keamanan dan persamaan hak di antara semua negara. Namun aturan manusia yang memiliki kepentingan, kepemilikan dan penguasaan tidak akan pernah membawa kepada keadilan. Hanya islamlah agama yang menjaga hak asasi manusia dan tidak membenarkan pertumpahan darah tanpa alasan yang dibenarkan. Bahkan sesuai hadits Nabi Muhammad, seorang muslim (baik penguasa atau masyarakatnya) tidak dibenarkan membunuh dan menyakiti masyarakat sipil non-muslim yang tidak berkhianat dan tidak memberontak angkat senjata.

 

Opini ini, semoga bermanfaat dan menambah kecintaan terhadap perdamaian dunia sesuai dengan cita-cita Islam dan hati nurani setiap jiwa.

 

*(Khadim Korp Da’i An Nashihah dan Pelajar Ma’had Aly Zawiyah Jakarta)*

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *